Belanja ekonomi mudik yang
digulirkan masyarakat di Indonesia pada Lebaran 2019 diestimasi Rp 227,3
triliun. Jumlah itu merupakan penjumlahan dari penarikan uang tunai oleh
masyarakat di perbankan nasional serta biaya transportasi mudik masyarakat di
Jabodetabek.
Kementerian Perhubungan melalui Badan Penelitian
Pengembangan merilis hasil survei mudik Lebaran 2019. Melalui survei tersebut,
Balitbang Kemenhub memprediksi total biaya yang dihabiskan pemudik Jabodetabek
selama Lebaran mencapai Rp 10,3 triliun.
"Dana terbanyak mengalir di Jawa Tengah," ujar
Kepala Balitbang Kemenhub Sugihardjo dalam konferensi pers di Jakarta. Menurut
Sugihardjo, transaksi pemudik yang masuk ke Jawa Tengah mencapai Rp 3,8
triliun.
Angka ini lebih besar ketimbang dana mudik lebaran yang
keluar ke Jawa Barat sebesar Rp 2,05 triliun. Sementara itu, transaksi total
terendah mengalir di Jawa Timur, yakni hanya Rp 1,3 triliun. Adapun pengeluaran rata-rata per pemudik, menurut survei,
tak lebih dari Rp 2,5 juta. Sebanyak 20,9 persen pemudik Jabodetabek hanya
menghabiskan uang Rp 500 ribu hingga Rp 1,5 juta saat mudik. Sedangkan 20,1 persen
lainnya mengucurkan dana sebanyak Rp 1,5 hingga Rp 2,5 juta.
Sugihardjo menjelaskan, dana para pemudik rata-rata
dibelanjakan untuk kebutuhan konsumsi selama perjalanan menuju tempat tujuan.
Selain itu, separuhnya lagi dikeluarkan saat berada di kampung halaman.
Survei yang melibatkan 7.762 orang responden rumah tangga
ini juga mencatatkan perkiraan total biaya transportasi yang dikeluarkan
pemudik. Menurut paparan Sugihardjo, total biaya perjalanan selama masa mudik
mencapai Rp 6 triliun. "Rp 945 miliar mengalir untuk tujuan mudik ke Jawa
Barat dan Rp 791 miliar ke Jawa Timur," ujarnya.
Hasil survei menyatakan 14.901.468 penduduk Jabodetabek akan
mudik selama Lebaran 2019. Angka ini setara dengan 44,1 persen dari total
penduduk Jabodetabek yang berjumlah 33.759.549 orang. Rata-rata tujuan pemudik
dari Jabodetabek ialah wilayah Jawa Tengah.
Berdasarkan hasil survei Kementerian Perhubungan, sebesar
37,68 persen atau 5.615.408 orang bakal mudik lebaran ke Jawa Tengah. Sedangkan
pemudik ke Jawa Barat berjumlah 24,89 persen atau 3.709.049 orang dan pemudik
dengan tujuan Jawa Timur hanya 11,14 persen atau 1.660.625 orang saat Lebaran
2019.
Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) mencatat penarikan uang
tunai oleh masyarakat untuk keperluan menjelang Lebaran sekitar Rp 185 triliun
hingga Rabu siang. Jumlah tersebut meliputi penarikan uang tunai sebanyak Rp160
triliun hingga hari ke-23 Ramadhan atau Selasa, (28/5) dan jumlah itu ditambah
Rp25 triliun hingga Rabu siang ini.
Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi menjelaskan jumlah tersebut
setara 83,2 persen dari total kebutuhan uang tunai yang disiapkan Bank
Indonesia (BI) dan perbankan selama Ramadhan dan Lebaran 2019. “Data terbaru
saat ini dari total Rp217,1 triliun, sudah mulai beredar ke masyarakat sekitar
Rp160 triliun. Dengan ditambah penarikan hari ini Rp25 triliun maka semuanya
itu 83,2 persen dari total ketersediaan dana,” kata Rosmaya Hadi.
Dana tunai yang disediakan BI bekerja sama dengan perbankan
untuk Lebaran 2019 ini mengalami kenaikan 13,5 persen dari periode sama di
2018 sebesar Rp 191,2 triliun. Rosmaya
mengatakan meningkatnya ketersediaan dana tunai ini karena panjangnya masa
libur Lebaran hingga 10 hari pada tahun ini, serta kebutuhan untuk pencairan
gaji dan Tunjangan Hari Raya (THR) para pekerja.
Bank sentral mencatat perputaran uang tunai masih terpusat
di Pulau Jawa senilai Rp49,3 triliun. Angka tersebut di luar distribusi Kantor
Pusat (KP) dan kantor BI di Jabodetabek. Untuk Jabodetabek, dana tunai yang
sudah beredar sebesar Rp34,8 triliun.
Berdasarkan jumlah pecahan, menurut Rosmaya, peredaran uang
pecahan kecil (uang nominal pecahan mulai Rp20.000 ke nominal yang lebih rendah)
sudah beredar 93,7 persen. Adapun uang kecil ini, kata Rosmaya, adalah pecahan
uang yang sangat diperlukan masyarakat. Puncak penarikan uang tunai, kata
Rosmaya, akan terjadi di pekan keempat Ramadhan dengan persentase hingga 50
persen dari total uang yang dicairkan selama Ramadhan.
Bank Indonesia meyakini jika ketersediaan uang tunai masih
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Menurut, Rosmaya, realisasi
penarikan uang tunai di masyarakat rata-rata 92 persen dari total ketersediaan
dana setiap tahunnya. “Namun kami tetap siapkan antisipasi jika memang
membutuhkan tambahan ketersediaan,” ujarnya.
Dia mengamini bahwa penarikan uang tunai untuk kebutuhan
Lebaran juga banyak terjadi di daerah-daerah di luar kota besar. Oleh karena
itu, penarikan uang tunai di daerah-daerah tersebut akan berdampak pada
perekonomian daerah.
Misalnya, kegiatan perekonomian di daerah seperti pariwisata
dan belanja masyarakat terutama untuk sektor riil akan meningkat. Hal itu
tentunya menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD). “Yang jelas PAD pasti akan
mengalami kenaikan. Begitu sudah bergerak di sektor-sektor itu, PAD naik dengan
sendirinya. Kami distribusi sampai daerah 3T (terluar, terdalam, dan terjauh),”
ujar Rosmaya.(*)
Sumber: klik di sini
(Market database terlengkap, simak di bawah ini)
- 15 Kumpulan Riset Data Spesifik Industri Semen dan Beton
- 6 Kumpulan Riset Data Spesifik Industri Pakaian dan Fashion
- 8 Kumpulan Riset Data dan Kajian Industri Baja & Pipa Baja
- 9 Kumpulan Riset Data Spesifik Industri Makanan dan Minuman
- 19 Kumpulan Riset Data Spesifik Industri Otomotif (Motor, Mobil, Oli)
- 5 Kumpulan Riset Data Spesifik Industri Rokok
- 3 Kumpulan Riset Data Spesifik Industri Kosmetik
- 2 Kumpulan Riset Data Spesifik Minimarket, Supermarket, dan Hypermarket
- 6 Kumpulan Riset Data Spesifik Industri Kimia (Petrokimia Hulu, Antara, Hilir)
- 17 Kumpulan Riset Data Spesifik Perkebunan Kelapa Sawit
- 15 Kumpulan Data Infrastruktur, Transportasi, Pelayaran
- 1 Kumpulan Data Industri Jasa
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Annual report
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 166 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini
Database Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 166 database, klik di sini
- Butuh 22 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini