Kamis, 30 Mei 2019

Belanja Ekonomi Mudik 2019 Diestimasi Rp 227 Triliun


Belanja ekonomi mudik yang digulirkan masyarakat di Indonesia pada Lebaran 2019 diestimasi Rp 227,3 triliun. Jumlah itu merupakan penjumlahan dari penarikan uang tunai oleh masyarakat di perbankan nasional serta biaya transportasi mudik masyarakat di Jabodetabek.

Kementerian Perhubungan melalui Badan Penelitian Pengembangan merilis hasil survei mudik Lebaran 2019. Melalui survei tersebut, Balitbang Kemenhub memprediksi total biaya yang dihabiskan pemudik Jabodetabek selama Lebaran mencapai Rp 10,3 triliun.

"Dana terbanyak mengalir di Jawa Tengah," ujar Kepala Balitbang Kemenhub Sugihardjo dalam konferensi pers di Jakarta. Menurut Sugihardjo, transaksi pemudik yang masuk ke Jawa Tengah mencapai Rp 3,8 triliun.

Angka ini lebih besar ketimbang dana mudik lebaran yang keluar ke Jawa Barat sebesar Rp 2,05 triliun. Sementara itu, transaksi total terendah mengalir di Jawa Timur, yakni hanya Rp 1,3 triliun. Adapun pengeluaran rata-rata per pemudik, menurut survei, tak lebih dari Rp 2,5 juta. Sebanyak 20,9 persen pemudik Jabodetabek hanya menghabiskan uang Rp 500 ribu hingga Rp 1,5 juta saat mudik. Sedangkan 20,1 persen lainnya mengucurkan dana sebanyak Rp 1,5 hingga Rp 2,5 juta.

Sugihardjo menjelaskan, dana para pemudik rata-rata dibelanjakan untuk kebutuhan konsumsi selama perjalanan menuju tempat tujuan. Selain itu, separuhnya lagi dikeluarkan saat berada di kampung halaman.

Survei yang melibatkan 7.762 orang responden rumah tangga ini juga mencatatkan perkiraan total biaya transportasi yang dikeluarkan pemudik. Menurut paparan Sugihardjo, total biaya perjalanan selama masa mudik mencapai Rp 6 triliun. "Rp 945 miliar mengalir untuk tujuan mudik ke Jawa Barat dan Rp 791 miliar ke Jawa Timur," ujarnya.

Hasil survei menyatakan 14.901.468 penduduk Jabodetabek akan mudik selama Lebaran 2019. Angka ini setara dengan 44,1 persen dari total penduduk Jabodetabek yang berjumlah 33.759.549 orang. Rata-rata tujuan pemudik dari Jabodetabek ialah wilayah Jawa Tengah.

Berdasarkan hasil survei Kementerian Perhubungan, sebesar 37,68 persen atau 5.615.408 orang bakal mudik lebaran ke Jawa Tengah. Sedangkan pemudik ke Jawa Barat berjumlah 24,89 persen atau 3.709.049 orang dan pemudik dengan tujuan Jawa Timur hanya 11,14 persen atau 1.660.625 orang saat Lebaran 2019.

Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) mencatat penarikan uang tunai oleh masyarakat untuk keperluan menjelang Lebaran sekitar Rp 185 triliun hingga Rabu siang. Jumlah tersebut meliputi penarikan uang tunai sebanyak Rp160 triliun hingga hari ke-23 Ramadhan atau Selasa, (28/5) dan jumlah itu ditambah Rp25 triliun hingga Rabu siang ini.

Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi menjelaskan jumlah tersebut setara 83,2 persen dari total kebutuhan uang tunai yang disiapkan Bank Indonesia (BI) dan perbankan selama Ramadhan dan Lebaran 2019. “Data terbaru saat ini dari total Rp217,1 triliun, sudah mulai beredar ke masyarakat sekitar Rp160 triliun. Dengan ditambah penarikan hari ini Rp25 triliun maka semuanya itu 83,2 persen dari total ketersediaan dana,” kata Rosmaya Hadi.

Dana tunai yang disediakan BI bekerja sama dengan perbankan untuk Lebaran 2019 ini mengalami kenaikan 13,5 persen dari periode sama di 2018  sebesar Rp 191,2 triliun. Rosmaya mengatakan meningkatnya ketersediaan dana tunai ini karena panjangnya masa libur Lebaran hingga 10 hari pada tahun ini, serta kebutuhan untuk pencairan gaji dan Tunjangan Hari Raya (THR) para pekerja.

Bank sentral mencatat perputaran uang tunai masih terpusat di Pulau Jawa senilai Rp49,3 triliun. Angka tersebut di luar distribusi Kantor Pusat (KP) dan kantor BI di Jabodetabek. Untuk Jabodetabek, dana tunai yang sudah beredar sebesar Rp34,8 triliun.

Berdasarkan jumlah pecahan, menurut Rosmaya, peredaran uang pecahan kecil (uang nominal pecahan mulai Rp20.000 ke nominal yang lebih rendah) sudah beredar 93,7 persen. Adapun uang kecil ini, kata Rosmaya, adalah pecahan uang yang sangat diperlukan masyarakat. Puncak penarikan uang tunai, kata Rosmaya, akan terjadi di pekan keempat Ramadhan dengan persentase hingga 50 persen dari total uang yang dicairkan selama Ramadhan.

Bank Indonesia meyakini jika ketersediaan uang tunai masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Menurut, Rosmaya, realisasi penarikan uang tunai di masyarakat rata-rata 92 persen dari total ketersediaan dana setiap tahunnya. “Namun kami tetap siapkan antisipasi jika memang membutuhkan tambahan ketersediaan,” ujarnya.

Dia mengamini bahwa penarikan uang tunai untuk kebutuhan Lebaran juga banyak terjadi di daerah-daerah di luar kota besar. Oleh karena itu, penarikan uang tunai di daerah-daerah tersebut akan berdampak pada perekonomian daerah.

Misalnya, kegiatan perekonomian di daerah seperti pariwisata dan belanja masyarakat terutama untuk sektor riil akan meningkat. Hal itu tentunya menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD). “Yang jelas PAD pasti akan mengalami kenaikan. Begitu sudah bergerak di sektor-sektor itu, PAD naik dengan sendirinya. Kami distribusi sampai daerah 3T (terluar, terdalam, dan terjauh),” ujar Rosmaya.(*)


Sumber: klik di sini

(Market database terlengkap, simak di bawah ini)
Atau Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Annual report


* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 166 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:
  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 166 database, klik di sini
  • Butuh 22 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini

Sabtu, 25 Mei 2019

Pertajam Strategi Pemasaran dengan Metode Survei dan Riset Pasar

Tanpa terasa 2019 sebentar lagi memasuki pertengahan, para pelaku industri mulai mengevaluasi strategi pasar di awal 2019 untuk memperkuat penetrasi di paruh kedua tahun ini. Strategi pertumbuhan pasar yang sudah berjalan perlu dipertajam, sementara strategi yang belum berhasil perlu diubah ataupun dimodifikasi.

Terlebih lagi di era disruptif atau dikenal sebagai zaman pengganggu ini, pergeseran strategi pasar perlu dilakukan secara dinamis agar korporasi makin fleksibel menentukan arah pertumbuhan dan mengoptimalkan celah. Jika tidak, tidak tertutup kemungkinan justru kompetitor yang akan memanfaatkan peluang emas yang ada.

Menyadari hal itu, pelaku industri makin paham pentingnya mengkolaborasikan kekuatan big data, riset spesifik, survei pasar. Hal itu juga diselaraskan dengan meluasnya peran media sosial dan perang konten yang terjadi. Berbagai unsur tersebut makin dirasa penting untuk menghadapi kompetisi pasar yang berubah cepat, dinamis, dan membutuhkan kecepatan serta ketelitian untuk mengatasinya.


Duniaindustri.com, startup segmen khusus industri, mengembangkan fitur riset pasar dan jasa survey perusahaan industri di Indonesia, serta penyebaran kuesioner khusus. Strategi ini dilakukan seiring dengan upaya Duniaindustri.com mengembangkan big data database 15.000 perusahaan industri (pengolahan/manufaktur) di Indonesia. Seiring tren permintaan big data yang makin meningkat, Duniaindustri.com terus bertransformasi menjadi startup big data, riset pasar, company survey terkemuka di Indonesia.

Dengan memperkuat tim internal hingga 50 orang di sejumlah daerah di Indonesia, Duniaindustri.com berharap strategi scale up (pengembangan ukuran bisnis) mampu membantu pelaku dan praktisi industri, investor, tim marketing, serta stakeholders lainnya. Strategi ini diharapkan mampu menangani ribuan data industri yang dibutuhkan user dengan mengutamakan kecepatan dan validitas.

Jumlah big data database ataupun direktori dengan target 15.000 perusahaan industri akan terus diupdate dan menjadi salah satu fitur terbaru dan andalan dari Duniaindustri.com. Dari jumlah itu, big data direktori perusahaan tersebut mencakup 50 sektor industri dan terus bertambah.

Sektor industri itu mencakup industri pengolahan tekstil (pemintalan, penenunan dan finishing of textile), industri garmen atau pakaian jadi, industri pakaian jadi dan barang dari kulit berbulu, industri pakaian jadi rajutan dan sulaman/bordir. Mulai dari tekstil hulu, serat kain, benang, garmen, pakaian jadi, peralatan olahraga, aksesoris otomotif dari kain, peralatan medis dari poliester dan kain, baju (t-shirt), pakaian dalam, sarung, batik, hingga perban dan cosmetic cotton.

Sektor industri otomotif, kendaraan bermotor, trailer dan semi trailer, kendaraan bermotor roda empat atau lebih, industri karoseri kendaraan bermotor, industri suku cadang dan aksesori kendaraan bermotor, industri alat angkutan lainnya, industri pembuatan kapal dan perahu, industri lokomotif dan gerbong kereta, industri pesawat terbang dan perlengkapannya, industri kendaraan perang, industri alat angkutan lainnya.

Sektor industri makanan (food processing) mencakup industri pengolahan dan pengawetan daging, industri pengolahan dan pengawetan ikan, industri pengolahan dan pengawetan buah-buahan dan sayuran, industri minyak makan dan lemak nabati dan hewani, industri pengolahan susu, produk dari susu dan es krim, industri pengolahan tepung dan pati, industri makanan lainnya.

Sektor industri minuman mencakup buah dalam kaleng, pengolahan buah, jus, produk susu, dan minuman lainnya. Sektor industri pengolahan tembakau. Sektor industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki. Sektor industri kayu, barang dari kayu, anyaman dari bambu, rotan. Industri penggergajian dan pengawetan kayu, rotan, bambu dan sejenisnya. Industri kertas dan barang dari kertas. Industri pencetakan dan media rekaman.

Sektor industri produk dari batubara dan pengilangan minyak bumi. Industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia. Industri serat buatan.

Sektor industri farmasi dan produk obat. Industri karet, barang dari karet dan plastik. Industri karet dan barang dari karet. Industri barang dari plastik. Industri barang galian bukan logam. Industri kaca dan barang dari kaca. Industri logam dasar. Industri logam dasar besi dan baja. Industri logam dasar mulia dan logam dasar bukan besi lainnya. Industri pengecoran logam. Industri barang logam siap pasang untuk bangunan, tangki, tandon air dan  generator uap.

Sektor industri komputer, barang elektronik dan optik. Industri komponen dan papan elektronik. Industri komputer dan perlengkapannya. Industri peralatan komunikasi. Industri peralatan audio dan video elektronik. Industri alat ukur, alat uji, peralatan navigasi dan kontrol dan alat ukur waktu. Industri peralatan iradiasi, elektromedikal dan elektroterapi. Industri peralatan fotografi dan instrumen optik bukan kacamata. Industri media magnetik dan media optik.

Sektor industri peralatan listrik berupa motor listrik, generator, transformator dan peralatan pengontrol dan pendistribusian listrik. Industri batu baterai dan akumulator listrik. Industri kabel dan perlengkapannya. Industri peralatan penerangan listrik. Industri peralatan rumah tangga. Industri peralatan listrik lainnya.

Saat ini lebih dari 166 data historis industri dari berbagai sektor industri manufaktur (tekstil, agro, kimia, makanan-minuman, elektronik, farmasi, otomotif, rokok, semen, perkapalan, dan lainnya), komoditas, pertanian, perkebunan, sumber daya mineral, logistik, infrastruktur, properti, perbankan, reksadana, media, consumer, hingga makro-ekonomi, menjadi kumpulan database di duniaindustri.com.

Per awal April 2017, detektif industri juga dilengkapi tools (instrumen analisis) untuk melakukan market intelligence (competitor intelligence) dengan lebih terukur, komprehensif, dan berkesinambungan. Duniaindustri.com juga memperluas coverage basis data dan database spesifik guna menangkap seluruh aktivitas industri di seluruh sektor usaha di Indonesia.




Sumber: di sini
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 165 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider, klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:
  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 165 database, klik di sini
  • Butuh 22 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 19 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 9 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market research dan kajian finansial, klik di sini