Indonesia
sebagai negara berkembang sangat membutuhkan energi dan listrik untuk pembangunan. Karena itu, tidak heran titik
fokus pemerintah saat ini masih berkutat pada pembenahan di sektor energi dan listrik.
Untuk membedah data-data di sektor energi dan listrik, duniaindustri.com memiliki sedikitnya 4 data dan riset
terkait pertumbuhan, titik fokus, dan korelasi tiga sektor tersebut
terhadap pertumbuhan industri di negeri ini. Mari simak ulasannya
berikut ini:
1) Data Komparasi Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik Per Wilayah (RUPTL 2017-2026)
2) Data dan Outlook Kebutuhan Energi di Sektor Industri 2015-2050 (minyak bumi, gas, batubara, energi terbarukan, listrik)
3) Data Listrik dan Sistem Kelistrikan Nasional 2009-2019
4) Data dan Outlook Industri Batubara 2011-2030
Berikut penjelasan detailnya:
1) Data Komparasi Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik Per Wilayah (RUPTL 2017-2026)
ini dirilis Mei 2017 menampilkan data perbandingan BPP pembangkitan per
wilayah per subsistem di Indonesia, tren harga produksi per kwh periode
2013-2016, perubahan regulasi tarif, peluang investasi pembangkit
listrik, serta executive summary
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2017-2026. Data ini
ditujukan untuk meng-capture tren perkembangan BPP pembangkitan tenaga
listrik per daerah serta peluang investasi ke depan.
Data Komparasi Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik Per Wilayah (RUPTL 2017-2026)
ini dimulai dengan tren pertumbuhan ekonomi nasional periode 2015-2017,
beserta sejumlah komponen utama seperti target nilai tukar rupiah,
inflasi, dan lifting migas pada halaman 2. Pada halaman 3, disajikan
infografis menarik tentang pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah
dikaitkan dengan sektor industri yang tumbuh tertinggi pada 2016 sebagai
acuan per daerah.
Masuk ke halaman 4, ditampilkan
dalam tabel grafik BPP pembangkitan 22 wilayah di Indonesia tahun 2016
dalam mata uang rupiah/kwh, dan disajikan dalam cent/kwh pada halaman 5.
Diketahui dari data tersebut, BPP pembangkitan terendah dicatatkan oleh wilayah Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta, sementara tertinggi oleh NTT.
Lebih
detail, pada halaman 6-7 ditampilkan tabel BPP pembangkitan per
subsistem di Indonesia dalam dua mata uang yakni Rp/kwh dan cent/kwh.
Kemudian, pada halaman 8 ditampilkan biaya bahan bakar BUMN listrik di
Indonesia periode 2015-2016, dan diteruskan dengan tren harga produksi per kwh periode 2013-2016 pada halaman 9.
Pada
halaman 10, dijelaskan komposisi BPP tenaga listrik dalam APBN 2017.
Dilanjutkan dengan tren perkembangan subsidi listrik, realisasi subsidi
listrik periode 2012-2017, formula subsidi listrik 2017, serta tahapan
penghapusan subsidi bagi pelanggan mampu pada halaman 11. Pada halaman
12-13, dijabarkan perubahan regulasi tarif dengan penetapan formula
tarif keekonomian.
Beranjak ke halaman 14, data
ini mulai menampilkan executive summary RUPTL 2017-2026 tentang rencana
pengembangan pembangkit dan transmisi. Pada halaman 15, ditampilkan
perkiraan kebutuhan listrik 2017-2026 dalam infrgrafis yang menarik
sesuai dengan peta wilayah. Rencana penambahan pembangkit dideskripsikan
detail pada halaman 16, ditambah tabel jenis pembangkit dan total
perkiraan tambahan daya listrik periode 2017-2026. Rencana penambahan
transmisi dan gardu induk juga dipaparkan pada halaman 17, sedangkan
penambahan pembangkit dan transmisi GI 2017-2026 ditampilkan pada
halaman 18.
Perbedaan komparasi kondisi sistem
kelistrikan tahun 2016 dan 2019 ditampilkan pada halaman 19-20. Rencana
pengembangan pembangkit mulut tambang ditampilkan dalam tabel lengkap
pada halaman 21, lengkap dengan nama pembangkit listrik, kapasitas, dan
periode COD. Beralih ke halaman 22, ditampilkan executive summary RUPTL
2017-2026 tentang proyeksi
bauran energi. Bersambung ke halaman 22, ditampilkan perubahan
komposisi bauran energi periode 2017 dan 2026. Terlihat, energi batubara
akan mengalami penurunan porsi, sementara energi hydro dan geothermal
justru meningkat. Disusul tren kebutuhan energi primer untuk kebutuhan
pembangkitan dimulai dari BBM, batubara, gas (LNG dan gas bumi) periode
2017-2026, serta ketersediaan sumber energi, cadangan, produksi, dan
umur pada halaman 24.
Pada halaman 25-27, ditampilkan
strategi pengembangan energi baru terbarukan (EBT) per wilayah lengkap
dengan potensinya masing-masing. Disambung pada halaman 28-39,
pengembangan pembangkit listrik dengan skema demand forecast
menyesuaikan perkembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) dan kawasan
industri, dari mulai daftar potensi pelanggan besar, alokasi distribusi
daya listrik dari pembangkit terdekat, hingga ketersediaan infrastruktur
transmisi dan gardu induk per wilayah.
Pada halaman
40-43, ditampilkan peluang investasi di sektor energi baru dan
terbarukan, lelang proyek energi terbarukan di seluruh dunia dalam
sebuah peta global, tren perkembangan harga listrik tenaga surya di
berbagai negara dunia, serta perkembangan PLTS rooftop di Jerman. Pada
bahasan terakhir, halaman 44-61, dijelaskan point-point penting regulasi
baru di sektor ketenagalistrikan dari mulai Peraturan Menteri ESDM No
10 Tahun 2017 hingga Permen ESDM No 19 Tahun 2017.
Data Komparasi Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik Per Wilayah (RUPTL 2017-2026) sebanyak 62 halaman ini berasal dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), BPS, DEN, PT PLN, diolah duniaindustri.com. Indeks data industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com
yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh
data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users
melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik
checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)
Sumber: klik di sini
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 134 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider, klik di sini
2) Data dan Outlook Kebutuhan Energi di Sektor Industri 2015-2050 (minyak bumi, gas, batubara, energi terbarukan, listrik) ini dirilis Februari 2017 menampilkan data, outlook, proyeksi, estimasi, dan tren produksi energi di Indonesia
serta kebutuhan energi di sektor industri periode 2015-2050. Data ini
bermanfaat bagi para pelaku industri, investor, pengusaha di sektor
energi, akademisi, pemilik perusahaan, dan pemangku kepentingan lainnya.
Data dan Outlook Kebutuhan Energi di Sektor Industri 2015-2050 (minyak bumi, gas, batubara, energi terbarukan, listrik) ini dimulai dengan dengan pemaparan outlook ekonomi Indonesia 2017
pada halaman 2-4. Perekonomian Indonesia pada 2017 diestimasi tumbuh
5,1% dengan sejumlah tantangan baik dari dalam maupun luar negeri
seperti kesenjangan infrastruktur antar daerah serta perlambatan
perekonomian China. Pada halaman 5, ditampilkan tren pertumbuhan ekonomi
nasional periode 2015-2017, beserta sejumlah komponen utama seperti
target nilai tukar rupiah, inflasi, dan lifting migas.
Pada halaman 6 ditampilkan highlight kondisi energi di Indonesia. Ketergantungan bahan bakar fosil masing tinggi. Bauran energi
di Indonesia dapat diklasifikasi minyak bumi (46%), batubara (26%), gas
bumi (23%), serta energi baru dan terbarukan (EBT) (5%).
Pada
halaman 7 dijabarkan kondisi konsumsi listrik per kapita di Indonesia
dibandingkan dengan negara-negara ASEAN. Konsumsi listrik per kapita di
Indonesia lebih rendah dibanding Singapura, Malaysia, Thailand, dan
Vietnam. Dilanjutkan dengan pembahasan energi sebagai modal pembangunan negara pada halaman 8-10.
Potensi
minyak mentah Indonesia 2015-2050 ditampilkan pada halaman 11, disusul
potensi produksi batubara Indonesia 2015-2050 ditampilkan pada halaman
12. Potensi batubara Indonesia 2015-2050 itu dilengkapi dengan porsi ekspor, dan porsi domestik terutama untuk kebutuhan industri, pembangkit, dan gasifikasi.
Khusus
untuk gas dibahas pada halaman 13, terutama produksi gas LPG 2015-2050,
total kebutuhan di Indonesia dan proyeksi impor hingga 2050. Lebih
khusus lagi, pembahasan energi sebagai bahan baku dan bahan penunjang
industri ditampilkan pada halaman 15, terutama untuk gas, bahan bakar
minyak (BBM), liquid petroleum gas (LPG), batubara, bahan bakar nabati
(BBN), biomassa, dan listrik terkait kebutuhan industri periode
2015-2050.
Selain sektor industri,
ditampilkan juga kebutuhan energi untuk sektor transportasi terutama
untuk BBG (gas), bahan bakar minyak (BBM), BBN, dan listrik.
Pada
halaman 17, ditampilkan komparasi kebutuhan energi untuk industri pada
2025 dan 2050. Kebutuhan energi itu mencakup gas bumi, LPG, syngas, BBM,
batubara, BBN, energi terbarukan, dan listrik. Pembahasan itu kemudian
di-breakdown lebih spesifik pada gas bumi di halaman 18.
Pada
halaman 19-27, ditampilkan proyeksi konsumsi energi di sektor sejumlah
sektor mencakup industri, transportasi, rumah tangga, komersial, dan
lainnya serta analisisnya.
Kemudian, data ini
menampilkan highlights khusus untuk perkembangan energi listrik dan
proyeksi kebutuhan industri mulai halaman 28-54. Dimulai dari sistem
kelistrikan nasional 2015-2016 dengan menampilkan kapasitas terpasang
pembangkit (per segmen), panjang jaringan transmisi listrik, konsumsi
tenaga listrik, panjang jaringan distribusi, serta konsumsi listrik per
kapita dan konsumsi listrik per golongan. (halaman 35)
Perkembangan
subsidi listrik dan bauran BBM serta komposisi penjualan listrik 2016
ditampilkan pada halaman 36. Pada halaman 37, ditampilkan perkembangan
biaya (cost), tarif, dan subsidi listrik periode 2003-2016. Wilayah
usaha penyediaan tenaga listrik dari 24 badan usaha ditampilkan dengan
infografis yang menarik pada halaman 38. Data tersebut diperkuat dengan rasio elektrifikasi negara-negara ASEAN (halaman 39).
Sedangkan
komparasi rasio elektrifikasi Indonesia per daerah ditampilkan pada
halaman 40, lengkap dengan tren nasional periode 2010-2019. Terdapat
empat daerah di Indonesia yang rasio elektrifikasi-nya di bawah 70%.
Pada
halaman 41, ditampilkan infografis sistem kelistrikan nasional dengan
data kapasitas terpasang tiap daerah, status pasokan listrik per daerah,
serta cadangan pasokan listrik per daerah dan secara nasional. Data
tersebut dilengkapi dengan proyeksi kebutuhan listrik, konsumsi listrik,
elastisitas, kebutuhan tambahan kapasitas periode 2015-2034. (halaman
42)
Selanjutnya, pada halaman 43 ditampilkan kebutuhan
pengembangan pasokan listrik periode 2015-2034 dibagi sistem non-PLN,
independent power producer (IPP), PLN dan PLN system, serta total
kebutuhan tambahan. Pada halaman 44 ditampilkan bauran energi primer dan
bauran energi pembangkit listrik dengan patokan realisasi 2013-2014 dan
target 2025.
Pada halaman 46, dipaparkan proyeksi
kebutuhan tenaga listrik 2016-2025 per pulau di Indonesia. Pada halaman
49-50, ditampilkan porsi tambahan kapasitas pembangkit per jenis
pembangkit 2015-2025. Data tersebut dilengkapi dengan proyeksi kebutuhan
bahan bakar per jenis pembangkit periode 2016-2025, dibagi dalam empat
bahan bakar yakni gas, batubara, biomass, dan panas bumi. (halaman
48-50)
Sementara kebutuhan tambahan jaringan transmisi
listrik periode 2016-2025 ditampilkan per golongan pada halaman 50.
Kebutuhan tambahan gardu induk per golongan periode 2016-2025
ditampilkan pada halaman 51. Tren kebutuhan tambahan jaringan dan trafo
distribusi periode 2016-2025 dipaparkan dalam infografis yang menarik
pada halaman 52. Sedangkan kebutuhan investasi dari mulai distribusi,
penyaluran, dan pembangkit periode 2016-2025 dipaparkan pada halaman 53.
Proyeksi biaya pokok penyediaan listrik untuk periode 2016-2025
ditampilkan pada halaman 54.
Data dan Outlook Kebutuhan Energi di Sektor Industri 2015-2050 (minyak bumi, gas, batubara, energi terbarukan, listrik)
sebanyak 55 halaman ini berasal dari Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM), Dewan Energi Nasional (DEN), Kementerian Perindustrian,
BPS, WHO dan Bank Dunia, dan perusahaan energi di Indonesia, diolah duniaindustri.com. Indeks data industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com
yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh
data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users
melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik
checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)
3) Data Listrik dan Sistem Kelistrikan Nasional 2009-2019
ini dirilis Oktober 2016 menampilkan data, tren pertumbuhan kebutuhan
listrik, proyeksi kebutuhan tambahan kapasitas, rasio elektrifikasi,
tren konsumsi listrik, komparasi elektrifikasi di ASEAN, dan lainnya.
Periode yang jadi fokus 2019-2019, bahkan untuk beberapa pembahasan
terdapat proyeksi hingga 2025.
Data Listrik dan Sistem Kelistrikan Nasional 2009-2019
ini dimulai dengan menampilkan highlight makro ekonomi Indonesia,
meliputi pertumbuhan PDB 2014-2019, tren inflasi, populasi penduduk,
tren konsumen kelas menengah, laju urbanisasi, median usia penduduk,
potensi pasar lokal, serta tren PDB per kapita. (halaman 2-4) Data makro
ekonomi Indonesia ini dilengkapi dengan sebaran pertumbuhan ekonomi per
daerah dengan perhitungan rata-rata PDB 2010-2030 untuk melihat
daerah-daerah mana saja yang memiliki potensi pertumbuhan ekonomi
tertinggi. (halaman 5)
Kemudian, data ini menampilkan highlights
perkembangan sistem kelistrikan nasional 2015-2016 dengan menampilkan
kapasitas terpasang pembangkit (per segmen), panjang jaringan transmisi
listrik, konsumsi tenaga listrik, panjang jaringan distribusi, serta
konsumsi listrik per kapita dan konsumsi listrik per golongan. (halaman
6) Perkembangan subsidi listrik dan bauran BBM serta komposisi penjualan
listrik 2016 ditampilkan pada halaman 7.
Pada halaman 8,
ditampilkan perkembangan biaya (cost), tarif, dan subsidi listrik
periode 2003-2016. Wilayah usaha penyediaan tenaga listrik dari 24 badan
usaha ditampilkan dengan infografis yang menarik pada halaman 9. Data
tersebut diperkuat dengan rasio elektrifikasi negara-negara ASEAN
(halaman 10). Sedangkan komparasi rasio elektrifikasi Indonesia per
daerah ditampilkan pada halaman 11, lengkap dengan tren nasional periode
2010-2019. Terdapat empat daerah di Indonesia yang rasio
elektrifikasi-nya di bawah 70%.
Pada halaman 12, ditampilkan
infografis sistem kelistrikan nasional dengan data kapasitas terpasang
tiap daerah, status pasokan listrik per daerah, serta cadangan pasokan
listrik per daerah dan secara nasional. Data tersebut dilengkapi dengan
proyeksi kebutuhan listrik, konsumsi listrik, elastisitas, kebutuhan
tambahan kapasitas periode 2015-2034. (halaman 13)
Selanjutnya,
pada halaman 14 ditampilkan kebutuhan pengembangan pasokan listrik
periode 2015-2034 dibagi sistem non-PLN, independent power producer
(IPP), PLN dan PLN system, serta total kebutuhan tambahan. Pada halaman
15 ditampilkan bauran energi primer dan bauran energi pembangkit listrik
dengan patokan realisasi 2013-2014 dan target 2025.
Pada
halaman 16-18, diulas landasan hukum pengembangan sistem
ketenagalistrikan nasional. Pada halaman 19, dipaparkan proyeksi
kebutuhan tenaga listrik 2016-2025 per pulau di Indonesia. Pada halaman
20-22, ditampilkan porsi tambahan kapasitas pembangkit per jenis
pembangkit 2015-2025. Data tersebut dilengkapi dengan proyeksi kebutuhan
bahan bakar per jenis pembangkit periode 2016-2025, dibagi dalam empat
bahan bakar yakni gas, batubara, biomass, dan panas bumi. (halaman
23-24)
Sementara kebutuhan tambahan jaringan transmisi listrik
periode 2016-2025 ditampilkan per golongan pada halaman 25. Kebutuhan
tambahan gardu induk per golongan periode 2016-2025 ditampilkan pada
halaman 26. Tren kebutuhan tambahan jaringan dan trafo distribusi
periode 2016-2025 dipaparkan dalam infografis yang menarik pada halaman
27. Sedangkan kebutuhan investasi dari mulai distribusi, penyaluran, dan
pembangkit periode 2016-2025 dipaparkan pada halaman 28. Proyeksi biaya
pokok penyediaan listrik untuk periode 2016-2025 ditampilkan pada
halaman 29.
Terkait kebijakan pemerintah, payung hukum, dan arah
serta strategi pengembangan listrik ke depan ditampilkan pada halaman
30-33. Sementara tantangan dan solusi pengembangan listrik ke depan
ditampilkan pada halaman 34-37.
Data Listrik dan Sistem Kelistrikan Nasional 2009-2019
sebanyak 38 halaman ini berasal dari Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM), BPS, WHO dan Bank Dunia, dan perusahaan listrik
terbesar di Indonesia, diolah duniaindustri.com.
Indeks data industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang
menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data
disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users
melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik
checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)
4) Data dan Outlook Industri Batubara 2011-2030 ini menampilkan data dan outlook secara komprehensif terkait seluruh informasi mengenai industri batubara di Indonesia, mulai dari tren pertumbuhan pasar batubara
secara global, permintaan/demand pasar global, tren harga komoditas
batubara dunia, tren produksi batubara Indonesia, tren kebutuhan lokal
batubara di Indonesia dan ekspor batubara Indonesia, sumberdaya dan
cadangan batubara per provinsi, kebutuhan batubara di sektor industri,
harga jual rata-rata pemain batubara, produksi batubara di Asia dan
ASEAN, hingga produsen batubara terbesar di Indonesia, pemilik cadangan batubara terbesar, strategi ekspansi ke depan, serta kinerja keuangan para pemain batubara di negeri ini.
Data ini dimulai dari informasi umum terkait perkembangan Indonesia, mulai dari proyeksi pertumbuhan
ekonomi periode 2014-2019, jumlah penduduk, segmentasi penduduk, dan
peluang pasar di Indonesia (halaman 2). Selanjutnya, ditampilkan tren
pasokan-permintaan (supply-demand) di dunia, serta tren yang terjadi di
sejumlah negara pasar utama batubara dunia (halaman 2). Khusus untuk pasar batubara China dan India
ditampilkan tren yang terjadi pada halaman 3-4. Halaman 5-6 ditampilkan
tren harga indeks batubara global. Secara khusus di halaman 7
dipaparkan proyeksi harga batubara thermal (thermal coal) dan met coal
di dunia untuk periode 2014-2017.
Sementara permintaan
(demand) batubara untuk pembangkit listrik dan kebutuhan industri secara
global dipaparkan pada halaman 8 untuk periode 2015-2035. Segmentasi
pasar batubara termal juga ditampilkan lebih detail pada halaman 9
meliputi pangsa pasar, sejumlah pasar utama, serta tren secara periodik
sejak 2008-2034.
Di
halaman 10, secara khusus ditampilkan tren konsumsi batubara di Asia
Tenggara, yang tumbuh signifikan dari 214 juta ton pada 2013 menjadi 360
juta ton pada 2020 dan 600 juta ton pada 2030. Ditampilkan juga
produksi batubara di Asia Tenggara sejak 1990-2035 dan tren harga
batubara di Asia Tenggara. Di halaman 11 dijelaskan pasar batubara pada
2015 dan prospek batubara ke depan.
Di
halaman 12, dijelaskan dalam chart tren produksi, kebutuhan lokal, dan
ekspor batubara Indonesia sejak 2008-2035. Di halaman 13-15 ditampilkan
data kebutuhan batubara untuk pembangkit listrik di Indonesia periode
2015-2019, baik yang existing maupun penambahan baru dalam program
35.000 megawatt. Dalam 10 tahun ke depan, PT PLN (Persero) memiliki
rencana menambah pembangkit listrik sebesar 70 gigawatt (GW) yang 60% di
antaranya bertenaga batubara. Informasi tersebut dijelaskan lebih
detail pada halaman 16 terkait kebutuhan batubara per sektor industri,
yakni PLTU, semen, pupuk, metalurgi, tekstil, kertas, dan briket periode
2015-2019.
Di
halaman 17 ditampilkan tren produksi batubara Indonesia sejak
2005-2025, ketika produksi batubara nasional hanya mencapai 150 juta ton
pada 2005 dan terus meningkat menjadi 628 juta ton pada 2025. Mulai
2012, Indonesia telah menjadi eksportir batubara terbesar di dunia
sebesar 387,4 juta ton melampui Australia, demikian juga pada 2013
hingga saat ini.
Di halaman 19-21 ditampilkan secara
detail terkait sumberdaya dan cadangan batubara Indonesia per provinsi,
meliputi kualitas batubara, kriteria kalori, hipotetik, tereka,
tertunjuk, terukur, dan cadangannya. Di halaman 22, ditampilkan data top 9 perusahaan produsen batubara terbesar di Indonesia, meliputi cadangan, produksi 2014-2015 serta R/P ratio.
Selain
itu, halaman 23-51 ditampilkan tiga perusahaan batubara terbesar di
Indonesia, dari sisi produksi, ekspor, dan cadangan. Ketiga perusahaan
itu adalah PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), dan
PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA). Data tiga
perusahaan tersebut dikupas mulai dari sejarah berdiri, kapasitas
produksi, komposisi pemegang saham, anak usaha, lokasi penambangan
batubara, strategi ekspansi ke depan, volume penjualan dan kinerja
keuangan. Juga ikut ditampilkan struktur beban produksi serta harga jual
rata-rata.
Data sebanyak 52 halaman ini berasal dari
Kementerian ESDM, BPS, asosiasi batubara, sejumlah perusahaan batubara
di Indonesia, dan diolah duniaindustri.com.
Download database industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com
yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh
data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users
melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik
checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)
sumber: di sini
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 134 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider, klik di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar