Senin, 23 November 2015

Renyahnya Bisnis Biskuit hingga Rp 6,23 Triliun

Siapa yang tidak kenal dengan biskuit? Dari mulai anak balita hingga dewasa dan manula, pasti kenal dengan makanan ringan ini.

Praktis, renyah, gampang didapat, dan harganya terjangkau, itulah sedikit banyak komentar penggemar biskuit. Tapi di balik itu, tanpa sadar, nilai pasar biskuit di Indonesia sungguh fantastis. Pemainnya juga tidak sembarangan, dari mulai industri rumah tangga hingga perusahaan multinasional.

Sedikitnya tujuh perusahaan produsen biskuit dan wafer berkompetisi memperebutkan pasar biskuit dan wafer di Indonesia yang diestimasi sebesar Rp 6,23 triliun tahun ini, menurut penelusuran data duniaindustri.com. Ketujuh pemimpin pasar itu adalah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Kraft Food Indonesia, PT Arnott’s Indonesia, Grup Orang Tua (GOT), Group GarudaFood, dan Group Khong Guan.

Berdasarkan data duniaindustri.com, pasar biskuit dan wafer di Indonesia tumbuh signifikan dalam enam tahun terakhir, dari Rp 3 triliun pada 2009 menjadi sekitar Rp 6,23 triliun pada 2015. Dalam kategori biskuit dan wafer, ada enam subkategori yakni wafer, assorted biscuit, crackers, marie, stick, dan cookies.



Asosiasi Roti, Mi, dan Biskuit (Arobim) sebelumnya memprediksi penjualan biskuit tahun ini bakal naik sebesar 8%–10% dibandingkan realisasi penjualan tahun lalu. Ketua Umum Asosiasi Roti, Mi, dan Biskuit Sribugo Suratmo menjelaskan, meskipun penjualan biskuit berpotensi tetap naik, ongkos produksi naik seiring depresiasi rupiah terhadap dolar AS dan kenaikan upah pekerja. “Ongkos produksi kami naik. Tapi kami berharap penjualan sesuai target,” kata Sribugo.

Berdasarkan riset duniaindustri.com, persaingan ketat terjadi di segmen assorted biscuit. Masing-masing produsen mengusung sejumlah merek untuk menguasai pasar. Sedikitnya puluhan merek biskuit bertarung di pasar, antara lain Roma, Monde, Good Time, Danone, Biskuat, Khong Guan, Selamat, Regal, Oreo, Nissin, Better, Tim Tam, Astor, Gery, Marie Roma, Slai O’lai, dan Sari Gandum.

Mayora Indah salah satu pemimpin pasar di industri biskuit memperkuat posisinya dengan mengusung sejumlah merek antara lain Roma Marie Susu, Roma kelapa, Roma Kelapa Sandwich, Roma Malkist, Roma Malkist Abon, Roma Malkist Seaweed, Cream Creakers, Danisa, Royal Choice, Better, Muuch Better, Slai O Lai, Slai O Lai Twice, Sari Gandum, Sari Gandum Sandwich, Coffeejoy, Chees’kress.

Mayora dengan biskuit Roma menjadi pemimpin pasar di segmen biskuit ukuran kecil dengan estimasi pangsa pasar 33,5%, disusul Khong Guan 11,8%, dan Oreo 4,1%, menurut penelusuran data duniaindustri.com. Namun, di segmen biskuit ukuran besar, Khong Guan lebih unggul dengan pangsa pasar 36%.

Di segmen wafer, Tango produksi Grup Orang Tua memimpin pasar dengan penguasaan 27%, sedangkan Gery produksi Garudafood memegang pangsa 14%.

Pasar Makanan
Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) memperkirakan nilai total penjualan produk makanan dan minuman pada 2015 menembus Rp 1.000 triliun. Meningkatnya jumlah penduduk dan pertumbuhan masyarakat middle class income, membaiknya proyeksi perekonomian yang disertai peningkatan daya beli masyarakat, serta pesatnya gerai ritel modern menjadi pendorong permintaan industri makanan dan minuman.

Data BPS menunjukkan, selama 10 tahun terakhir, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan minuman sebesar 51% dari total pengeluaran. Sementara studi AC Nielsen menunjukkan 48% dari total belanja middle class income di Indonesia adalah untuk fast moving consumer goods (FMCG), terutama makanan dan minuman.

Menteri Perindustrian Saleh Husin menjelaskan industri makanan dan minuman terus mencatatkan pertumbuhan positif meski perekonomian nasional melambat. Pada semester I 2015, pertumbuhan industri makanan dan minuman mencapai 8,46%. “Pertumbuhan industri makanan dan minuman jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan industri nonmigas sebesar 5,27% pada semester I 2015,” kata Menperin.(*)

Sumber: di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar