Selasa, 21 Juni 2016

Wajib Bangga, Indonesia Miliki Satelit Bank Pertama di Dunia

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), emiten BUMN perbankan dengan aset terbesar, mencetak sejarah baru sebagai bank pertama yang memiliki satelit di dunia. BRI meluncurkan satelit BRI sat pada Sabtu 18 Juni 2016 waktu Kourou, Guiana, Amerika Selatan.

Peluncuran satelit tersebut dilakukan oleh Arianespace asal Prancis dengan menggunakan roket Ariane5. Satelit BRI tersebut dirakit oleh perusahaan SSL. Nilai investasi sekitar Rp 3,3 triliun. Direktur Utama BRI Asmawi Syam pernah mengatakan, satelit tersebut merupakan yang pertama di dunia. Dia bilang, hingga saat ini belum ada bank yang memiliki satelit.


Dia menerangkan, ‎satelit tersebut diproduksi Space System/Loral (SS/L) USA. Asmawi mengatakan setelah diluncurkan maka satelit akan mengorbit di 150.5 BT atau di atas langit Papua. “Dia akan mencari orbit 150.5 BT antara 15-20 hari,” kata dia.

Setelah mengorbit, operasional akan diserahkan ke BRI. Dia bilang, satelit tersebut akan bisa beroperasi penuh 50 hari setelah peluncuran atau sekitar pada Agustus 2016.

“Begitupun operasional satelit kita sudah punya groundstation di Ragunan kita memiliki groundstation sudah selesai. Kemudian terkait SDM telah disiapkan 53 orang. Jadi yang akan mengoperasikan 53 orang untuk mengelola 45 transponder, tentunya hal yang sangat membanggakan bukan hanya BRI tapi seluruh Indonesia,” jelas dia.

Asmawi mengatakan, salah satu manfaat satelit ini ialah untuk meningkatkan jaringan di seluruh Indonesia. Apalagi, BRI tengah mendorong adanya digital banking. “‎Kita ingin berikan layanan sama cepatnya, baiknya, baik di kota dan desa‎,” ujar dia.

Manajemen PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menyatakan pengoperasian satelit BRIsat dapat memberikan kesempatan perseroan untuk menciptakan produk baru terutama digital dan meningkatkan efisiensi bisnis.

Wakil Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Sunarso menuturkan pihaknya telah menyewa 23 transponder. Kini pihaknya memiliki 45 transporder. Dari 45 transponder tersebut, ada 36 transponder yang masuk kategori C-band. C-band ini bermanfaat untuk aplikasi transaksi keuangan. Sisanya 9 transponder merupakan KU-band yang bermanfaat untuk audio visual.

“Dengan transponder itu jadi kesempatan besar untuk kembangkan inovasi produk layanan dan layanan jadi efisien. Selain itu, lewat transponder yang kategori C-band ini transaksi bisa melalui video banking kirim gambar,” ujar Sunarso.

Lebih lanjut ia menuturkan, perseroan menciptakan produk baru kompetitif setelah memiliki satelit tersebut terutama produk digital. Selain itu, perseroan juga dapat menghemat biaya terutama dari penyewaan.
“Dengan sewa 23 transporder maka biayanya sekitar Rp 500 miliar setiap tahun. Itu hanya 23 transponder. Kini punya 45 transponder dengan investasi sekitar Rp 3,2 triliun maka kami dapat efisiensi sekitar 50 persen dari sewa saja,” tutur Sunarso.

Sunarso menambahkan, pihaknya juga akan memperbesar branchless banking lewat agen BRILink yang merupakan agen branchless banking BRI. Saat ini BRI memiliki sekitar 63 ribu agen BRILink. “Tahun ini ditargetkan jadi 75 ribu, dan tahun berikutnya menjadi ratusan ribu,” ujar dia.

Sunarso menambahkan, dengan program itu juga mendukung program Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) untuk financial inclusion atau keuangan inklusif. Artinya semua pihak dapat mengakses layanan keuangan. Namun, sosialisasi dan edukasi juga sangat dibutuhkan untuk mewujudkan keuangan inklusif.

“Perlu financial literacy juga untuk keuangan inklusif. Sosialisasi terhadap masyarakat luas terus dilakukan. Dengan melakukan financial literacy, financial inclusion maka mewujudkan digital banking. Kami kini sudah memiliki alat dan sdm untuk mewujudkannya ke arah sana. Kami akan terus melakukan sosialisasi baik di kota dan desa‎,” ujar dia.(*)

Baca selengkapnya di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar