Penjualan sepeda motor domestik turun 8,4% menjadi 5.931.285 unit pada 2016, dibandingkan 2015 sebanyak 6.480.155 unit. Jumlah itu di bawah target Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (Aisi).
Ketua Bidang Komersial Aisi Sigit Kumala menuturkan, penurunan penjualan motor tahun lalu dipicu melemahnya daya beli masyarakat. Hal ini tak lepas dari masih lemahnya pertumbuhan ekonomi nasional di level 5%.
“Pelemahan daya beli sangat terasa pada awal 2016. Ini membuat penjualan motor sulit naik,” ujar dia di Jakarta.
Sementara itu, pada Desember 2016, penjualan motor turun 16% menjadi 437.764 unit, dibandingkan bulan sama 2015 sebanyak 520.400 unit. Jika dibandingkan November 2016, penjualan bulan lalu anjlok 23% dari 570.923 unit.
Sigit menilai, hal itu disebabkan strategi pengurangan distribusi yang dilakukan pabrikan motor. Ini dilakukan untuk mengantisipasi pergantian tahun. Biasanya, konsumen lebih memilih membeli motor tahun produksi baru ketimbang lama.
Berdasarkan data Aisi, konstelasi pasar motor domestik tidak berubah. Honda masih bercokol di posisi puncak dengan penjualan sebanyak 4.380.888 unit pada 2016, dengan pangsa pasar 74%. Yamaha berada di posisi kedua dengan penjualan 1.394.078 unit (23,5%), diikuti Kawasaki sebanyak 97.622 unit, Suzuki 56.824 unit, dan TVS 1.873 unit
Total penjualan motor tahun lalu mencapai 6.215.350 unit, turun 7,35% dari 2015 yakni 6.708.387 unit. Kontraksi ini lebih rendah karena volume ekspor naik siginifikan menjadi 284 ribu unit.
Pendapatan AHM
Sementara itu, pendapatan PT Astra Honda Motor tumbuh 6% menjadi Rp 44,2 triliun per September 2016, dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 41,7 triliun. Laba bersih melonjak 15% menjadi Rp 3,7 triliun dari Rp 3,2 triliun atau Rp 411 miliar per bulan, mengutip data autokritik.
AHM mampu mencetak lonjakan laba bersih di tengah kemerosotan volume penjualan sebesar 3% menjadi 3,2 juta unit. Ini mengindikasikan AHM menaikkan harga jual untuk menyelamatkan kinerja keuangan.
Dalam laporan keuangan Grup Astra, pemegang 50% saham AHM, disebutkan, AHM membayar pajak Rp 1,2 triliun ke pemerintah per September 2016. Adapun dividen yang mengalir ke Grup Astra mencapai Rp 1,1 triliun.
Berkat sumbangan AHM, Astra membukukan pertumbuhan laba otomotif sebesar 12% menjadi Rp 6 triliun. Selain dari AHM, Astra meraup untung besar dari berdagang mobil, terutama merek Toyota.
Namun, secara total, laba bersih Astra masih minus 6% mejadi Rp 11,2 triliun. Pendapatan juga turun 4% menjadi Rp 132 triliun.
“Kinerja Grup Astra tahun ini diharapkan merefleksikan terus membaiknya kinerja bisnis otomotif, bersamaan dengan beberapa peningkatan kinerja di bisnis agribisnis serta sedikit pulihnya bisnis alat berat dan pertambangan, walaupun masih ada kekhawatiran terhadap tingkat kredit bermasalah di Bank Permata,” ujar Dirut Astra Prijono Sugiarto.(*)
Sumber: di sini
* Butuh riset pasar otomotif dan database industri, klik di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar