Duniaindustri.com (Juli 2021) – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada triwulan I 2021 konsumsi rumah tangga mengalami pelemahan sebesar 0,09 persen. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono, mengatakan pelemahan konsumsi dipicu oleh lemahnya belanja kelompok masyarakat berpenghasilan menengah ke atas.
Padahal di saat yang sama, lanjut dia, konsumen menengah atas memperoleh kenaikan pendapatan. Kelompok masyarakat ini cenderung menahan dana yang dimiliki karena melihat kondisi perekonomian yang belum pasti akibat pandemi.
"Pendapatan golongan masyarakat menengah ke atas yang meningkat itu dilihat dari penerimaan pajak PPH 21 yang naik sebesar 14,41 persen," kata Margo dalam konferensi pers virtual, Kamis (15/7).
Dia mengatakan, masyarakat kelompok ini cenderung lebih memilih menahan dananya untuk diinvestasikan ke beberapa jenis portofolio. Penempatan dana di tabungan meningkat 3,19 persen, ekuitas 54,83 persen dan reksa dana 52,78 persen. Keengganan masyarakat berpenghasilan menengah ke atas untuk berbelanjamenyababkan perekonomian tidak bergerak dengan baik.
"Peningkatan pendapatan kelompok menengah atas ini tidak dibelanjakan tapi diinvestasikan di saham, ekuitas dan lainnya. Kurang lebih begitu, tidak untuk konsumsi," ujarnya.
Pelemahan konsumsi rumah tangga itu menyebabkan industri sektor kesehatan, pendidikan, makanan dan minuman, pakaian, alas kaki dan jasa perawatan mengalami pelemahan permintaan. Padahal sektor ini banyak mempekerjakan tenaga kerja.
Akselerasi Dunia Usaha
Meski demikian, Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan Bank Indonesia mengindikasikan bahwa kegiatan dunia usaha berakselerasi pada triwulan II 2021, tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) yang meningkat sebesar 18,98%, dibandingkan 4,50% pada triwulan I 2021.
Bank Indonesia dalam laporannya yang dimuat Rabu (14/7) menyatakan bahwa peningkatan tersebut didorong oleh kinerja sejumlah sektor yang mayoritas tumbuh positif antara lain sektor Pertambangan dan Penggalian, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, serta sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan.
Responden menyatakan bahwa peningkatan kinerja sektor Pertambangan didorong oleh permintaan domestik dan didukung peningkatan produksi, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran didorong kenaikan permintaan saat bulan Ramadan dan HBKN Idulfitri, serta sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan ditopang oleh faktor musiman dan keberhasilan panen komoditas tanaman bahan makanan (tabama).
Sejalan dengan perkembangan kegiatan usaha, kapasitas produksi terpakai adalah sebesar 75,33% pada triwulan II 2021, meningkat dari capaian pada triwulan sebelumnya sebesar 73,38%. Penggunaan tenaga kerja juga diindikasikan membaik meski masih dalam fase kontraksi, dengan kondisi keuangan dunia usaha dan akses kredit yang membaik.
"Bank Indonesia akan terus mencermati dampak penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat ( PPKM ) darurat yang kemungkinan berimbas terhadap kinerja kegiatan dunia usaha pada triwulan III 2021," sebut bank sentral.
Responden memprakirakan kegiatan usaha melambat pada triwulan III 2021 dibandingkan dengan capaian pada triwulan II 2021 meski masih positif dengan SBT sebesar 9,77%. Perlambatan kegiatan usaha diprakirakan terjadi pada beberapa sektor ekonomi seperti sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran serta sektor Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan. Sementara itu kinerja beberapa sektor diprakirakan menurun seperti sektor Industri Pengolahan serta sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan.(*/berbagai sumber/tim redaksi 08/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 229 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 229 database, klik di sini
- Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar