Duniaindustri.com (April 2021) – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan adanya pertumbuhan yang cukup fantastis dalam jumlah industri alat kesehatan di Indonesia. Sekretaris Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemkes, Arianti Anaya, menyampaikan ada pertumbuhan sarana produksi alat kesehatan yang terus meningkat.
Dia menerangkan, dari 193 perusahaan di tahun 2015, jumlah industri alat kesehatan kini telah mencapai 891 perusahaan pada 2021. “Dalam lima tahun terakhir, industri alat kesehatan dalam negeri tumbuh sebanyak 698 industri atau meningkat 361,66%,” imbuh Arianti di Jakarta, Rabu (14/4).
Arinati menjadi salah satu pembicara dalam rangkaian Hannover Messe 2021: Digital Edition dalam sesi talkshow “Navigating the Journey of 4.0: Pharmaceutical and Chemical Industry” yang digelar oleh Kementerian Perindustrian.
Menurut data Kementerian Kesehatan, sampai tahun 2021, terdapat 271 industri formulasi farmasi, 17 industri bahan baku farmasi, 132 industri obat tradisional, 18 industri ekstraksi hasil alam. Angka tersebut mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Produk farmasi dan alat kesehatan di Indonesia telah diekspor ke beberapa negara, seperti Belanda, Inggris, Polandia, Nigeria, Kamboja, Vietnam, Filipina, Myanmar, Singapura, Korea Selatan serta Amerika Serikat.
Arianti menambahkan, Kementerian Kesehatan (Kemkes) telah membuat sebuah peta jalan untuk mengakselerasi perkembangan industri farmasi dan alat kesehatan menuju industri 4.0, sejalan dengan program Making Indonesia 4.0 yang dipimpin oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin).
Arianti menyampaikan, peta jalan tersebut mengakselerasi perkembangan industri farmasi dan alat kesehatan, mencakup langkah yang harus dilalui, target perkembangan produk, serta jangka waktu. Target dari peta jalan tersebut adalah kemajuan industri untuk menghasilkan produk bahan baku yang berteknologi tinggi. “Guna mewujudkan peta jalan tersebut, dibutuhkan sinergi antara stakeholders guna meningkatkan kapabilitas dari pabrik untuk memproduksi alat kesehatan yang diperlukan,” ujarnya.
Industri farmasi dan alat kesehatan telah ditetapkan menjadi sektor-sektor strategis dalam penerapan industri 4.0. Ketika Covid-19 masuk ke tanah air, permintaan terhadap vitamin, suplemen dan obat-obatan untuk menambah kekebalan tubuh meningkat. Seiring demand yang tinggi pada sektor tersebut, pemerintah menambahkan sektor alat kesehatan dan farmasi ke dalam sektor prioritas dalam Making Indonesia 4.0.
“Sektor industri alat kesehatan dan farmasi masuk dalam kategori high demand di tengah pandemi Covid-19. Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya meningkatkan daya saing sektor industri alat kesehatan dan farmasi dengan mendorong transformasi teknologi berbasis digital. Pemanfaatan teknologi digital dimulai dari tahapan produksi hingga distribusi kepada konsumen,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita.
Untuk melihat kesiapan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0, termasuk di sektor-sektor tersebut, Kemenperin melakukan assessment Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0).
PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia yang merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi bahan baku obat dan bahan baku kosmetik, yang dalam operasionalnya tengah berupaya mengimplementasikan pemanfaatan revolusi industri 4.0, sehingga menjadi salah satu perusahaan penerima award INDI 4.0 tahun 2020 dari Kemenperin.
Operation Manager Kimia Farma Sungwun Pharmacopia Randy Kelana mengatakan, perusahaan tersebut telah mengimplementasikan industri 4.0 untuk konektivitas. Ini dilakukan dengan mengintegrasikan dan mengonsolidasikan anak perusahaan Kimia Farma, sehingga keputusan strategis dapat lebih cepat ditetapkan. “Bahkan konektivitas tersebut tidak hanya untuk Kimia Farma saja, tetapi untuk semua holding farmasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN),” katanya.
Untuk meningkatkan efektivitas, perusahaan tersebut telah mengimplementasikan Internet of Things (IOT), dengan setiap sistem saling terhubung dalam jaringan, sehingga dapat menciptakan kinerja yang lebih efektif dan efisien. “Lalu kami juga menerapkan digitalisasi untuk administrasi,” imbuhnya.
Schott Igar Glass, salah satu produsen industri kaca alat-alat farmasi terus berupaya mendukung langkah pemerintah untuk menjadikan industri farmasi dan alat kesehatan semakin berdaya saing pada era revolusi industri 4.0.
Sebagai salah satu perusahaan di sektor Industri Kimia Farmasi dan Tekstil (IKFT) yang mendapatkan penghargaan INDI 4.0 pada tahun 2020 tersebut, Schott Igar Glass telah mampu mengintegrasikan lini produksi dengan sistem Enterprise Resouce Planning (ERP) dan juga e-procurement system dengan supplier yang transparan dan data yang realtime.
Head of Supply Chain Management Schoot Igor Glass, Irawan Budi Utomo mengatakan, perusahaan yang dipimpinnya juga telah memiliki business intelligent application untuk mendukung keputusan strategis. Digital e-learning juga telah diimplementasikan untuk pegawai agar bisa mengikuti pelatihan di manapun dan kapanpun. “Memanfaatkan data di seluruh area bisnis adalah kunci dalam mengimplementasikan industri 4.0,” kata Irawan.
Tumbuh Double Digit
Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan industri farmasi tahun 2021 akan melanjutkan tren positif. Diperkirakan subsektor dari industri kimia, farmasi dan tekstil (IKFT) ini akan tumbuh double digit.
Direktur Jenderal IKFT Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Muhammad Khayam menjelaskan, asumsi positif ini didasarkan pada tren kebutuhan produk-produk farmasi yang justru naik tajam saat pandemi Covid-19. Demi meningkatkan daya tahan tubuh, masyarakat memborong produk farmasi.
"Proyeksi pertumbuhan industri farmasi kita harapkan tumbuh jadi double digit sebab di tahun 2020 lalu di saat banyak industri drop, industri farmasi tetap tumbuh 9,3 persen karena farmasi menjadi salah satu sektor yang justru dibutuhkan masyarakat saat pandemi Covid-19," kata Khayam dalam diskusi virtual Industri Farmasi, Prioritas Baru Making Indonesia 4.0, Jumat (16/4).
Khayam menambahkan bahwa sub sektor farmasi menjadi motor penggerak utama sektor IKFT . Karena pertumbuhan sektor farmasi yang sangat baik tahun lalu, membuat pertumbuhan sektor IKFT tidak terlalu anjlok dalam.
Dikatakan bahwa di tahun 2020 lalu sektor IKFT mencatatkan kinerja negatif meski tipis yaitu -1,49 persen. Sementara kontribusi sektor IKFT terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 sebesar 4,48 persen. Kemudian nilai ekspor IKFT mencapai 33,99 persen dari total ekspor nasional.
Karena strategisnya sektor ini, lanjut Khayam, Kemenperin menetapkan sektor tersebut masuk dalam salah satu sektor prioritas untuk terus digenjot pertumbuhannya. Dia berharap kinerja sektor IKFT tahun 2021 dengan ditopang oleh sektor farmasi.
"Kondisi pertumbuhan industri Kimia, Tekstil, dan farmasi 2020 masih mengalami kontraksi minus 1,49 persen tapi itu lebih baik dibanding rata-rata industri pengolahan non-migas minus 2,52 persen," kata dia.(*/tim redaksi 08 & 10/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 224 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 224 database, klik di sini
- Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar