Duniaindustri.com (Juni 2021) – Arus investasi jumbo di sepanjang kuartal II 2021 mulai menunjukkan geliat yang cepat, seiring tahapan pemulihan ekonomi yang sesuai ekspektasi. Sejumlah investasi proyek jumbo baik yang diinisiasi pemerintah maupun swasta mulai menunjukkan sinyal positif, menyusul dorongan yang tepat dan terarah.
Sejumlah proyek jumbo itu antara lain pembangunan pabrik milik PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) dan Konsorsium LG asal Korea Selatan (Korsel) di Kota Deltamas, Bekasi, Jawa Barat, dalam waktu dekat. Rencananya pembangunan pabrik baterai tahap pertama ini memiliki kapasitas produksi baterai mencapai 10 gigawatt hour (GWh), yang nantinya akan dipakai untuk kendaraan listrik dari Hyundai. Nilai investasi pabrik itu sebesar US$ 9,8 miliar secara bertahap.
Selain itu, ada pembangunan pabrik baru PT KCC Glass Indonesia dengan nilai investasi Rp 5 triliun di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah. Tidak ketinggalan, PT Unilever Oleochemical Indonesia berencana menanamkan investasi baru sebesar Rp2,5 triliun di KEK Sei Mangkei. Investasi tersebut berpotensi menciptakan sedikitnya 600 tenaga kerja langsung dan 6.000 lebih tenaga kerja tidak langsung.
Tim Duniaindustri.com menilai arus investasi jumbo yang mulai terlihat banyak muncul di kuartal II 2021 memperkuat prospek positif ekonomi RI pasca pandemi. Momentum titik balik kenaikan laju ekonomi ditambah jalur pemulihan pasca krisis Covid 19 dimanfaatkan oleh sejumlah market leader untuk mendorong investasi.
Arus investasi jumbo di kuartal II 2021 ini akan berkontribusi positif menambah kapasitas maupun meng-create market demand baru pada 2022. Strategi konsolidasi selama era pandemi dilanjutkan dengan keyakinan akan investasi guna merengkuh potensi pasar saat ekonomi bergerak agresif.
Outlook target pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2022 di kisaran 5,2%-5,8% juga ikut menjadi katalis utama kepercayaan investor guna menanamkan investasi di negeri ini. Sebelumnya, pemerintah menetapkan target pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 di kisaran 4,5% – 5,3% dan 2022 di kisaran 5,2% – 5,8%. Penetapan target pertumbuhan ekonomi itu telah mempertimbangkan berbagai faktor, terutama risiko ketidakpastian yang masih tinggi.
“Pemerintah selalu mempertimbangkan berbagai faktor secara komprehensif termasuk dinamika aktivitas ekonomi yang terus berkembang, baik domestik maupun global,” kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam Rapat Paripurna DPR RI di Jakarta, Senin (31/5).
Menurut dia, pemerintah memandang rentang angka outlook pertumbuhan ekonomi tersebut telah mencerminkan optimisme arah pemulihan dan potensi akselerasi pertumbuhan ekonomi dari reformasi struktural. “Rentang angka proyeksi tersebut juga secara realistis mencerminkan risiko ketidakpastian yang masih tinggi. Optimisme pemerintah juga didasarkan pada tren pemulihan ekonomi yang semakin kuat,” katanya.
Sri Mulyani menyebutkan berbagai indikator utama terus mengalami peningkatan seperti indeks keyakinan konsumen sudah pada level optimis yakni di atas 100, indeks penjualan ritel terus meningkat, dan PMI manufaktur terus mencatat ekspansi dalam enam bulan berturut-turut.
Selain itu konsumsi listrik industri dan bisnis juga terus membaik dan telah tumbuh positif serta perkembangan kasus COVID-19 pasca-Idul Fitri menunjukkan angka kasus harian yang cukup terkendali.
Ia menyatakan proyeksi pemerintah tentang pertumbuhan ekonomi sudah sejalan dengan asesmen yang dilakukan oleh berbagai lembaga internasional, seperti Bank Dunia, OECD , ADB, IMF dan Consensus Forecasts.
Asesmen dari berbagai lembaga terhadap ekonomi nasional masih bervariasi dalam rentang 4,3 persen sampai 4,9 persen untuk prospek pertumbuhan ekonomi 2021 dan 5 persen – 5,8 persen untuk proyeksi pertumbuhan ekonomi 2022. “Variasi asesmen dalam rentang yang masih tinggi menunjukkan masih tingginya risiko ketidakpastian,” ujar Menkeu Sri Mulyani.(*/berbagai sumber/tim redaksi 08/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 226 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 226 database, klik di sini
- Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar