Jumat, 04 Juni 2021

Harga Batubara Mulai Membara, Tembus US$ 100,33 per Ton

Duniaindustri.com (Mei 2021) – Setelah sejumlah komoditas tambang menunjukkan tren kenaikan harga, kini giliran batubara yang unjuk gigi. Tren peningkatan permintaan batubara memicu harga komoditas strategis ini melonjak. Bahkan kenaikam Harga Batubara Acuan (HBA) mencapai rekor tertinggi sejak November 2018. Tercatat HBA melesat ke angka USD100,33 per ton pada bulan Juni 2021 atau naik USD10,59 per ton dibandingkan bulan Mei 2021, yaitu USD89,74 per ton.



Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Agung Pribadi, menjelaskan pada November 2018 HBA di level USD97,90 per ton. Meski di tengah pandemi, tren kenaikan HBA berlanjut karena ditopang oleh peningkatan permintaan dari Tiongkok akibat periode musim hujan di negara tersebut, serta semakin tingginya harga domestik batubara setempat.

"Kenaikan permintaan (Tiongkok) untuk keperluan pembangkit listrik yang melampaui kapasitas pasokan batubara domestik. Faktor ini (hujan) yang memicu harga batubara global ikut terimbas naik," kata Agung di Jakarta, pekan lalu.

Perhitungan nilai HBA diperoleh dari rata-rata empat indeks harga batubara dunia, yaitu Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index ( GCNC ), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya.

Sebagai catatan, nilai HBA sejak tahun 2021 cukup fluktuatif. Dibuka pada level USD 5,84 per ton di Januari, HBA mengalami kenaikan pada bulan Februari USD87,79 per ton, sempat turun di Maret USD84,47 per ton. Sementara dalam dua bulan terakhir, HBA mengalami kenaikan, yaitu USD86,68 per ton di bulan April dan di bulan Mei sebesar USD89,74 per ton.

Dijelaskannya bahwa perubahan HBA diakibatkan juga oleh faktor turunan supply dan faktor turunan demand. Untuk faktor turunan supply dipengaruhi oleh season (cuaca), teknis tambang, kebijakan negara supplier, hingga teknis di supply chain seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal. Sementara untuk faktor turunan demand dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro.

"Nilai HBA bulan Juni ini akan dipergunakan pada penentuan harga batu bara pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Vessel) selama sebulan," pungkasnya.

Pantauan Kemendag

Menyusul kenaikan harga sejumlah komoditas pertambangan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 33 Tahun 2021 tanggal 28 Mei 2021 tentang HPE Produk Tambang. Dalam Permendag tersebut diketahui ada beberapa produk pertambangan yang mengalami kenaikan, namun juga ada yang justru mengalami penurunan.

“Komoditas konsentrat tembaga, konsentrat besi, konsentrat besi laterit, konsetrat timbal, konsentrat seng, konsentrat pasir besi, konsentrat ilmenite, konsetrat rutil, dan bauksit yang telah dilakukan pencucian mengalami kenaikan dibandingkan periode bulan lalu. Hal tersebut antara lain dikarenakan adanya peningkatan permintaan dunia. Sementara itu, konsentrat mangan mengalami penurunan harga. Adapun pellet konsentrat pasir besi tidak mengalami perubahan,” kata Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Indrasari Wisnu Wardhana, dalam keterangan tertulis, Rabu (2/6).

Produk pertambangan yang mengalami kenaikan harga rata-rata pada periode Juni 2021 adalah konsentrat tembaga (Cu >= 15 persen) dengan harga rata-rata USD3.510,35 per WE atau naik 8,91 persen. Kemudian konsentrat besi (hematit, magnetit) (Fe >= 62 persen dan <= 1 persen TiO2) dengan harga rata-rata USD179,66 per WE atau naik 20,44 persen, konsentrat besi laterit (gutit, hematit, magnetit) dengan kadar (Fe >= 50 persen dan (Al2O3 + SiO2) >= 10 persen) dengan harga rata-rata USD91,81 per WE atau naik 20,44 persen.

Selanjutnya konsentrat timbal (Pb >= 56 persen) dengan harga rata-rata USD875,78 per WE atau naik 8,69 persen. Kemudian konsentrat seng (Zn >= 51 persen) dengan harga rata-rata USD818,52 per WE atau naik 4,04 persen. Lalu konsentrat pasir besi (lamela magnetit-ilmenit) (Fe >= 56 persen) dengan harga rata-rata USD107,28 per WE atau naik 20,44 persen.

Berlanjut konsentrat ilmenit (TiO2 >= 45 persen) dengan harga rata-rata USD460,89 per WE atau naik 6,45 persen. Konsentrat rutil (TiO2 >= 90 persen) dengan harga rata-rata USD1.198,38 per WE atau naik 6,75 persen dan bauksit yang telah dilakukan pencucian (washed bauxite) (Al2O3 >= 42 persen) dengan harga rata-rata USD32,86 per WE atau naik 8,06 persen.

“Untuk produk yang mengalami penurunan harga dibandingkan HPE periode sebelumnya adalah konsentrat mangan (Mn >= 49 persen) dengan harga rata-rata USD217,20 per WE atau turun 0,82 persen. Adapun pellet konsentrat pasir besi (lamela magnetit-ilmenit) (Fe >= 54) tidak mengalami perubahan dengan harga rata-rata USD117,98 per WE,” papar dia.(*/berbagai sumber/tim redaksi 08/Safarudin/Indra)

Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 226 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 226 database, klik di sini
  • Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
  • Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini


4 komentar:

  1. Saat era pandemi, bisnis berubah cepat

    BalasHapus
  2. berinovasi mencari peluang di tengah pandemi

    BalasHapus
  3. Dukungan data dan database dibutuhkan terutama saat krisis covid-19

    BalasHapus