Selasa, 15 Juni 2021

Kasus Baru Covid Terus Melonjak, Tantangan Baru Era Pemulihan Ekonomi

Duniaindustri.com (Juni 2021) – Pandemi Covid-19 belum usai bahkan angka kasus positif terus melonjak dalam beberapa waktu ke belakang. Pemerintah melaporkan kasus positif virus corona (Covid-19) di Tanah Air bertambah 8.161 pada Selasa (15/6/2021), naik cukup tinggi dibanding posisi 18 Mei 2021 yang tercatat 4.185. Akumulasi positif Covid-19 saat ini lebih dari 1,9 juta kasus atau sebanyak 1.927.723 kasus.



Jumlah kasus hari ini merupakan hasil tracing melalui pemeriksaan sebanyak 108.800 spesimen yang dilakukan dengan metode real time polymerase chain reaction (PCR), tes cepat molekuler (TCM), dan antigen.

Selain itu, pasien sembuh dari Covid-19 pada hari ini tercatat 6.407 orang. Total pasien yang telah sembuh dari Covid-19 hingga saat ini sebanyak 1.757.641 orang. Jumlah pasien meninggal terkait Covid-19 sebanyak 164 orang. Secara keseluruhan, 53.280 orang meninggal terkait Covid-19 selama pandemi.

Akibat lonjakan kasus baru, pasien yang dirawat di RS Darurat Wisma Atlet juga terus bertambah. Sebanyak 5.453 pasien terkonfirmasi positif virus corona (Covid-19) hingga Selasa (15/6/2021) masih dirawat di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran.

"Pasien bertambah 425 orang," kata Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I, Kolonel Marinir Aris Mudian di Jakarta, Selasa (15/6).

Aris menjelaskan jumlah pasien dalam perawatan pada Senin (14/6) sebanyak 5.028 orang. Pasien yang masuk berasal dari wilayah DKI Jakarta. Para pasien Covid-19 itu dirawat di tower 4, 5, 6, dan 7.

Pakar kebijakan publik, Achmad Nur Hidayat, meminta pemerintah mempertimbangkan lockdown besar-besaran dan meninggalkan kebijakan PPKM Mikro. “PPKM Mikro gagal mengatasi lonjakan COVID19 dari varian baru. Oleh karena itu, Pemerintah harus mempertimbangkan lockdown secara nasional seperti negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura,” ujar Achmad Nur Hidayat yang juga Direktur Eksekutif Narasi Institute.

Achmad Nur Hidayat tidak setuju lonjakan COVID19 varian India ini karena kesalahan rakyat ramai-ramai. “Varian India ini sudah masuk lama di Asia Tenggara, namun masing-masing negara beda menyikapinya. Penyikapan pemerintah Singapura langsung melakukan lockdown begitu mendengar varian India sudah masuk Changi, sementara pemerintah kita masih menyikapinya biasa-biasa saja, jelas lonjakan tersebut bukan salah rakyat namun akibat pemerintah yang tidak pre-emptive dan antisipatif,” katanya.

Dia berpandangan lockdown nasional artinya Indonesia tidak mengizinkan adanya pendatang asing baru datang dan membatasi pergerakan orang asing yang sudah masuk ke Indonesia.

“Pendatang asing baik pelancong maupun TKA harus dilarang masuk dulu dan mereka yang sudah masuk harus dibatasi pergerakannya sampai lonjakan kasus turun. Lockdown nasional diperlukan untuk membatasi virus luar masuk dari luar negeri,” jelasnya.(*/berbagai sumber/tim redaksi 08/Safarudin/Indra)

Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 226 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 226 database, klik di sini
  • Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
  • Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini


Tidak ada komentar:

Posting Komentar