Industri biodiesel di Indonesia mulai bangkit, seiring dengan program mandatori pencampuran biodiesel ke bahan bakar minyak (BBM) jenis solar sebesar 15% atau B15 yang mulai diberlakukan 1 April 2015. Tidak heran para pemain besar di industri ini pun giat berekspansi menambah kapasitas produksi.
Di antara para produsen biodiesel di Indonesia, terdapat 17 pemain skala besar di antaranya PT Wilmar Bioenergy Indonesia di Riau dengan kapasitas 1,3 juta ton per tahun, PT Musim Mas di Medan dengan kapasitas 235 ribu ton per tahun, PT Eterindo Whanatama Gresik dengan kapasitas 80 ribu ton per tahun, PT Wilmar Nabati Indonesia di Gresik (1,3 juta ton per tahun), PT Sumi Asih Oleochem di Bekasi (100 ribu ton per tahun), PT Darmex Biofuels di Cikarang (150 ribu ton per tahun).
Pada 2014, total kapasitas industri biodiesel di Indonesia mencapai 4,99 juta ton atau setara 5,67 juta kiloliter, dengan perincian Riau dan Kepri 2,61 juta ton, Jawa Bagian Timur 1,57 juta ton, Jawa Bagian Barat 364 ribu ton, dan daerah lain-lain 233 ribu ton.
Pada 2015, terjadi penambahan kapasitas biodiesel sebesar 2,32 juta ton per tahun sehingga total kapasitas nasional naik menjadi 7,32 juta ton.
Ekspansi kapasitas produksi dari 11 perusahaan big player industri biodiesel ikut didorong program mandatori pencampuran biodiesel ke bahan bakar minyak (BBM) jenis solar sebesar 15% atau B15 yang mulai diberlakukan 1 April 2015 bakal mendongkrak harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di pasar global. Program ini juga memperkuat industri sawit nasional dan sekaligus menguntungkan Indonesia.
Ketua Gabungan Pengusaha Kepala Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono sebelumnya mengungkapkan, mandatori B15 akan menentukan nasib industri CPO nasional. Jika kebijakan ini diterapkan secara konsisten, harga CPO bakal terkerek. Petani sawit juga akan diuntungkan, karena sebanyak 40%-45% lahan sawit merupakan kebun rakyat. “Kenaikan harga CPO global akan menghasilkan tambahan pendapatan bea keluar (BK) ekspor CPO,” ujar Joko.
Pabrik Terbesar di Dunia
Indonesia memiliki pabrik penghasil biodiesel terbesar di dunia yang berlokasi di Dumai, Riau, menggeser dominasi pabrik di Amerika Serikat. Menurut penelusuran tim duniaindustri.com, pabrik biodiesel di Dumai berkapasitas produksi satu juta ton per jam, melampaui kapasitas pabrik serupa di AS yang hanya 600 ribu ton per jam.
Hal itu berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan pernyataan pengelola Kawasan Industri Dumai (KID). Kawasan Industri Dumai (KID) telah menjelma menjadi penghasil biodiesel terbesar di dunia mengalahkan produksi terbesar dari negeri Paman Sam, Amerika Serikat.
“Pabrik biodiesel terbesar dunia berkapasitas satu juta metrik ton per jam ada di Kawasan Industri Dumai (KID),” ujar Manager Industri dan Perdagangan KID, Agus Subchan Rachlan, di Dumai.
Dia mengatakan, Wilmar Group sebagai salah satu perusahaan berlokasi di KID yang memiliki pabrik biodiesel berkapasitas 1 juta metrik ton per jam itu, dan diprediksi merupakan yang terbesar di dunia mengalahkan biodiesel milik salah satu perusahaan di AS.
“Biodiesel milik `Imperium Renewables` yang berada di Seattle, Washington, Amerika Serikat hanya berkapasitas sekitar 60% dari kapasitas KID yang ada saat ini,” paparnya.(*)
Selengkapnya baca di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar