Kamis, 24 Maret 2016

Tekanan Berat di Industri Minuman hingga Awal 2016

Hampir seluruh segmen kategori di industri minuman menderita pertumbuhan negatif untuk penjualan sepanjang 2015 hingga awal 2016, baik secara nilai maupun volume. Minuman karbonasi menderita pelemahan penjualan paling parah, menurut analisis Kantar Wordpanel. Sebagian besar konsumen menurunkan belanja minuman karbonasi, sementara konsumen lainnya mengalihkan ke aim minum dalam kemasan (AMDK), teh siap minum (ready to drink tea), kopi siap saji, dan jus siap saji.

Kondisi itu sejalan dengan pelemahan yang terus terjadi di industri consumer goods di Indonesia. Pasar belum bereaksi positif sejalan dengan penurunan daya beli masyarakat secara luas.

Menurut data riset Kantar Worldpanel yang diterima duniaindustri.com, pada 12 minggu hingga akhir Januari 2016, penjualan makanan (food) anjlok -9,8% secara volume dan turun -5,5% secara nilai. Padahal pada periode yang sama 2015, penjualan makanan masih tumbuh 7,5% secara nilai, meski turun -1,4% secara volume.

Penjualan industri minuman (beverage) juga turun -5,6% secara volume, dan anjlok -5,2% secara nilai pada awal 2016. Padahal periode yang sama di 2015, penjualan minuman masih tumbuh 5,9% secara nilai dan 0,6% secara volume.

Penjualan produk dairy juga mengalami kondisi serupa. Pada awal 2016, penjualan dairy merosot -4% secara nilai dan -3,1% secara volume. Kejatuhan yang paling parah dialami penjualan produk rumah tangga (home care) yang -2,7% secara nilai dan -5,2% secara volume. Padahal pada periode yang sama 2015, penjualan home care tumbuh 15,1% secara nilai dan 11,2% secara volume. Penjualan produk perawatan tubuh (personal care) juga turun -1,6% secara nilai dan -6% secara volume pada awal 2016, dibanding periode yang sama 2015 tumbuh 7% secara nilai dan 2,8% secara volume.

Pada awal 2016, hanya produk susu kelapa (coconut milk) yang masih menikmati pertumbuhan pesat sebesar 4% secara volume dan 3% secara nilai.

Pelemahan pasar consumer goods di awal 2016, tepatnya hingga Februari 2016, melanjutkan pelemahan yang terjadi sebelumnya. Volume penjualan barang konsumsi dengan perputaran cepat (fast moving consumer goods/FMCG) pada Desember 2015 tercatat melanjutkan penurunan dari sisi volume, atau dalam tren negatif. Menurut Kantarworldpanel dalam FMCG monitor, seiring kenaikan harga jual produk consumer goods per unit, konsumen cenderung untuk mengurangi belanja pada Desember 2015.

Tidak heran, nilai pasar (market value) penjualan barang konsumsi harian di Indonesia turun -1,2% pada awal Desember 2015 (12 minggu hingga 6 Desember 2015) dibanding periode yang sama tahun lalu. Hal itu terjadi meski inflasi pada Desember 2015 turun menjadi 3,35% dibanding November 2015 sebesar 4,89%. Rata-rata nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Desember 2015 tercatat menguat 1% menjadi Rp 13.926 dibanding November 2015.

Penurunan nilai pasar industri consumer goods pada Desember 2015 lebih disebabkan pelemahan volume penjualan sekitar -4,5%, meski harga jual per unit mengalami peningkatan sekitar 3,5%. Pelemahan volume penjualan pada Desember 2015 merupakan yang terparah dalam dua tahun terakhir, meski harga jual telah rebound pada periode tersebut.(*)

Sumber: di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar