Duniaindustri.com (Mei 2021) – Jalur pemulihan ekonomi Indonesia mulai nyata yang tercermin dari perbaikan laju pertumbuhan ekonomi dalam empat triwulan terakhir. Sejak terhempas badai pandemi Covid-19 yang melemahkan pertumbuhan ekonomi RI ke posisi -5,32% di triwulan II 2020, perbaikan mulai terjadi meski masih tertinggal dibanding China dan Vietnam.
Realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2021 sebesar -0,71 persen secara year on year (yoy). Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, menjelaskan meski masih terkontraksi, namun realisasi pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2021 ini cenderung membaik jika dibandingkan periode triwulan sebelumnya.
Diketahui sejak triwulan II hingga triwulan IV 2020, terjadi kontraksi yang cukup dalam. Pada triwulan II 2020 pertumbuhan ekonomi tumbuh -5,32 persen. Kemudian pada triwulan III 2020 tumbuh -3,49 persen dan pada triwulan IV 2020 tumbuh -2,19 persen.
"Apa yang kita capai ini menunjukkan perbaikan cukup signifikan. Ini juga menunjukkan bahwa tanda pemulihan ekonomi semakin nyata, kita harap pemulihan ekonomi di tahun 2021 betul-betul bisa terwujud," ujar Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Rabu (5/5).
Jika dilihat angka PDB berdasarkan produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku (ADHB) pada triwulan I 2021 sebesar Rp3.969,1 triliun. Sedangkan apabila dilihat atas dasar harga konstan (ADHK) pada periode itu mencapai Rp2.683,1 triliuner. Tren perbaikan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2021 ini juga terjadi seiring dengan perbaikan ekonomi di beberapa negara mitra dagang Indonesia.
Sebagai contoh Amerika Serikat (AS) pada triwulan I 2021 pertumbuhan ekonominya membaik tumbuh positif 0,4 persen. Kemudian Singapura 0,2 persen, Hongkong sebesar 7,8 persen. Kemudian mitra dagang Indonesia yang tumbuh impresif pada periode triwulan I 2021 adalah China sebesar 18,3 persen, sementara Vietnam tumbuh 4,5 persen.
"Hampir semua mitra dagang kita juga tumbuh positif pada triwulan I 2021. Hanya Uni Eropa saja yang masih terkontraksi sebesar -1,7 persen. Kita tahu bahwa pangsa ekspor kita ke Uni Eropa sebesar 10,27 persen" kata Suhariyanto.
Menurut lapangan usaha, sumber utama kontraksi pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2021 adalah sektor transportasi dan pergudangan yaitu sebesar -0,54 persen yoy. Kemudian sektor industri pengolahan memberikan andil -0,29 persen yoy lalu sektor akomodasi dan makanan minuman terkontraksi -0,22 persen. Sementara sektor perdagangan memberikan andil sebesar -0,16 persen.
Apabila dilihat menurut kelompok pengeluaran, kata Suhariyanto, yang menjadi penentu utama pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2021 masih terkontraksi adalah konsumsi rumah tangga. Tercatat konsumsi rumah tangga pada periode itu terkontraksi -1,22 persen yoy. Selanjutnya adalah kelompok pengeluaran PMTB (Pembentuk modal tetap bruto / investasi) yang terkontraksi sebesar -0,07 persen.
Sementara untuk dua komponen pengeluaran lain yaitu konsumsi LNPRT dan konsumsi pemerintah memberikan kontribuso positif meski kecil. Tercatat untuk konsumsi LNPRT pertumbuhan secara yoy pada triwulan I 2021 adalah sebesar 0,05 persen. Sedangkan konsumsi pemerintah memberikan andil 0,43 persen yoy.
"Dengan memperhatikan perkembangan yang terus membaik, kita harap pertumbuhan ekonomi di triwulan II 2021 akan menyentuh zona positif. Tapi dengan catatan program vaksinasi berjalan lancar, masyarakat patuh protokol kesehatan sehingga keyakinan dunia usaha meningkat," paparnya.(*/tim redaksi 08 & 10/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 224 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 224 database, klik di sini
- Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar