(1.) Data dan Outlook Industri Batubara 2011-2030 (2.) Data Sumberdaya Batubara, Tren Harga, serta Biaya Produksi per Ton (3.) Data Pasokan dan Permintaan Batubara Termal Global (4.) Data Strategi Pengembangan Sawit dan Batubara di Indonesia
Ikhtisar Penting
A. Data dan Outlook Industri Batubara 2011-2030 ini menampilkan data dan outlook secara komprehensif terkait seluruh informasi mengenai industri batubara di Indonesia, mulai dari tren pertumbuhan pasar batubara secara global, permintaan/demand pasar global, tren harga komoditas batubara dunia, tren produksi batubara Indonesia, tren kebutuhan lokal batubara di Indonesia dan ekspor batubara Indonesia, sumberdaya dan cadangan batubara per provinsi, kebutuhan batubara di sektor industri, harga jual rata-rata pemain batubara, produksi batubara di Asia dan ASEAN, hingga produsen batubara terbesar di Indonesia, pemilik cadangan batubara terbesar, strategi ekspansi ke depan, serta kinerja keuangan para pemain batubara di negeri ini.
Data ini dimulai dari informasi umum terkait perkembangan Indonesia, mulai dari proyeksi pertumbuhan ekonomi periode 2014-2019, jumlah penduduk, segmentasi penduduk, dan peluang pasar di Indonesia (halaman 2). Selanjutnya, ditampilkan tren pasokan-permintaan (supply-demand) di dunia, serta tren yang terjadi di sejumlah negara pasar utama batubara dunia (halaman 2). Khusus untuk pasar batubara China dan India ditampilkan tren yang terjadi pada halaman 3-4. Halaman 5-6 ditampilkan tren harga indeks batubara global. Secara khusus di halaman 7 dipaparkan proyeksi harga batubara thermal (thermal coal) dan met coal di dunia untuk periode 2014-2017.
Sementara permintaan (demand) batubara untuk pembangkit listrik dan kebutuhan industri secara global dipaparkan pada halaman 8 untuk periode 2015-2035. Segmentasi pasar batubara termal juga ditampilkan lebih detail pada halaman 9 meliputi pangsa pasar, sejumlah pasar utama, serta tren secara periodik sejak 2008-2034.
Di halaman 10, secara khusus ditampilkan tren konsumsi batubara di Asia Tenggara, yang tumbuh signifikan dari 214 juta ton pada 2013 menjadi 360 juta ton pada 2020 dan 600 juta ton pada 2030. Ditampilkan juga produksi batubara di Asia Tenggara sejak 1990-2035 dan tren harga batubara di Asia Tenggara. Di halaman 11 dijelaskan pasar batubara pada 2015 dan prospek batubara ke depan.
Di halaman 12, dijelaskan dalam chart tren produksi, kebutuhan lokal, dan ekspor batubara Indonesia sejak 2008-2035. Di halaman 13-15 ditampilkan data kebutuhan batubara untuk pembangkit listrik di Indonesia periode 2015-2019, baik yang existing maupun penambahan baru dalam program 35.000 megawatt. Dalam 10 tahun ke depan, PT PLN (Persero) memiliki rencana menambah pembangkit listrik sebesar 70 gigawatt (GW) yang 60% di antaranya bertenaga batubara. Informasi tersebut dijelaskan lebih detail pada halaman 16 terkait kebutuhan batubara per sektor industri, yakni PLTU, semen, pupuk, metalurgi, tekstil, kertas, dan briket periode 2015-2019.
Di halaman 17 ditampilkan tren produksi batubara Indonesia sejak 2005-2025, ketika produksi batubara nasional hanya mencapai 150 juta ton pada 2005 dan terus meningkat menjadi 628 juta ton pada 2025. Mulai 2012, Indonesia telah menjadi eksportir batubara terbesar di dunia sebesar 387,4 juta ton melampui Australia, demikian juga pada 2013 hingga saat ini.
Di halaman 19-21 ditampilkan secara detail terkait sumberdaya dan cadangan batubara Indonesia per provinsi, meliputi kualitas batubara, kriteria kalori, hipotetik, tereka, tertunjuk, terukur, dan cadangannya. Di halaman 22, ditampilkan data top 9 perusahaan produsen batubara terbesar di Indonesia, meliputi cadangan, produksi 2014-2015 serta R/P ratio.
Selain itu, halaman 23-51 ditampilkan tiga perusahaan batubara terbesar di Indonesia, dari sisi produksi, ekspor, dan cadangan. Ketiga perusahaan itu adalah PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), dan PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA). Data tiga perusahaan tersebut dikupas mulai dari sejarah berdiri, kapasitas produksi, komposisi pemegang saham, anak usaha, lokasi penambangan batubara, strategi ekspansi ke depan, volume penjualan dan kinerja keuangan. Juga ikut ditampilkan struktur beban produksi serta harga jual rata-rata.
Data sebanyak 52 halaman ini berasal dari Kementerian ESDM, BPS, asosiasi batubara, sejumlah perusahaan batubara di Indonesia, dan diolah duniaindustri.com.
B. Data Sumberdaya Batubara, Tren Harga, serta Biaya Produksi per Ton ini menampilkan sumberdaya batubara Indonesia diperkirakan mencapai 160,65 miliar ton dengan cadangan 28,02 miliar ton. Jumlah itu terdiri dari sumberdaya batubara di Sumatera 75,03 miliar ton dan cadangannya 13,22 miliar ton, serta sumberdaya di Kalimantan 85,25 miliar ton serta cadangannya 14,8 miliar ton. Dari jumlah itu, sekitar 39,84% termasuk batubara medium rank, 29,02% batubara low rank, 9,4% batubara high rank, dan 1,74% batubara very high rank.
Juga dipaparkan tren oversuplai batubara secara global diperkirakan masih terjadi minimal 12-18 bulan ke depan. Permintaan kuat di Asia belum mampu menyerap kelebihan pasokan batubara. Indonesia dan Australia akan mendominasi ekspor batubara global. Selain itu, ditampilkan tren penurunan harga sejak 2011 sebesar 43% dari November 2011 US$ 131 per ton menjadi US$ 75 per ton pada Maret 2014. Ditampilkan juga biaya produksi rata-rata batubara global dengan Indonesia menduduki posisi terendah dalam tiga tahun terakhir. Dijelaskan juga perbandingan pasokan dan permintaan global periode 2012-2014.
Permintaan di China dan India tetap kuat periode 2011-2017. Juga ditampilkan kebutuhan batubara untuk tenaga listrik, terdiri atas kebutuhan domestik dan impor (periode 2013, 2020, dan 2030). Data berjumlah 38 halaman ini berasal dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Global Coal 2014, China Coal Resources 2014, Wood Mackenzie, Salva Resources India, IEA World Energy Outlook 2013, BP Energy Outlook 20135, serta produsen batubara terbesar di Indonesia.
C. Data Pasokan dan Permintaan Batubara Termal Global ini menampilkan ekspor batubara termal naik 44 juta ton pada 2013, turun dari 81 juta ton pada 2012. Di 2014, ekspor batubara akan turun menjadi 23 juta ton. Untuk Indonesia, ekspor batubara diperkirakan naik dari 56 juta ton pada 2012 menjadi 74 juta ton. Di 2014, ekspor batubara Indonesia akan melambat sekitar 15 juta ton karena pengetatan kebijakan pemerintah. Tahun 2013, ekspor batubara termal Indonesia mencapai 381 juta ton atau 44% dari pasokan dunia. Total permintaan global diestimasi 870 juta ton, terdiri dari Eropa 135 juta ton, India 132 juta ton, Jepang-Korea-Taiwan 291 juta ton, China 150 juta ton. Data ini berasal dari Asosiasi Batubara Indonesia, sejumlah lembaga riset, dan diolah duniaindustri.com.
D. Data Strategi Pengembangan Sawit dan Batubara di Indonesia ini menampilkan strategi pengembangan dua komoditas utama Indonesia, yakni kelapa sawit dan batubara, dikaitkan dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Di antaranya ditampilkan tulang punggung pengembangan industri minyak sawit mentah (CPO) di empat daerah, yakni Sei Mangkei, Dumai, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur. Pengembangan industri hilir CPO di Sei Mankei karena PT Unilever Indonesia dan Ferrostaal telah berinvestasi US$ 1 miliar. Sedangkan pengembangan industri batubara diarahkan ke Sumatera Selatan yang menyimpan 39% dari cadangan batubara nasional, sekitar 18,13 miliar ton. Selain itu, ditampilkan 56 proyek MP3EI senilai US$ 29 miliar yang diperinci per proyek, skema pendanaan, dan kaitannya dengan program pemerintah. Data yang terdiri atas 21 halaman microsoft powerpoint ini dibuat oleh Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) dan diolah duniaindustri.com.(*)
Sumber: di sini
*** Butuh data spesifik, ingin request data, di sini tempatnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar