Senin, 30 Mei 2016

Mengenal Peluang dan Risiko Investasi

Model bisnis perusahaan investasi antara lain menggali sumber pendanaan guna membiayai investasi sehingga dapat melakukan monetisasi.

Berbicara tentang perusahaan investasi, mungkin banyak beterbaran di Indonesia. Ambil contoh perusahaan investasi skala besar di Indonesia, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (kode saham: SRTG). Emiten perusahaan investasi ternama di Indonesia ini membukukan kenaikan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham sebesar 48% menjadi Rp 923 miliar. Kenaikan laba tersebut terutama didorong oleh realisasi dari valuasi investasi sebesar Rp 1,1 triliun dari PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dimana di tahun 2015 telah menjadi perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Presiden Direktur Saratoga Michael WP Soeryadjaya mengatakan kondisi makro ekonomi mempengaruhi bisnis perusahaan investasi, namun dengan strategi diversifikasi yang tepat dan manajemen yang teruji dan solid dengan didukung oleh fundamental bisnis dari perusahaan investasi yang kuat, Saratoga mampu mengatasi hambatan dan mengidentifikasi peluang investasi yang menarik.

Saratoga menerima lebih dari 100 peluang investasi sepanjang 2015. “Keputusan investasi yang dilakukan selama 2015 telah  melalui proses yang detail dan sangat selektif. Kami optimis investasi tersebut akan semakin memperkuat portofolio Saratoga, menciptakan sinergi dan mampu menjaga bisnis perusahaan tumbuh secara berkelanjutan,” jelas Michael dalam keterangan tertulis.

Michael menambahkan Saratoga agresif dalam melihat peluang investasi baru, di samping menjaga tingkat disiplin yang ketat yang akan mengarahkan Perseroan menjadi lebih baik. Pada 2015 terdapat lebih dari 100 proposal penawaran dari berbagi peluang investasi yang masuk dimana sebanyak 39 diantaranya sampai tahap due dilligence dan menetapkan 3 investasi baru senilai Rp 300 miliar.

Saratoga mengakuisisi saham PT Agra Energi Indonesia, sebuah Perusahaan yang melakukan tahap awal eksplorasi minyak & gas yang berfokus pada eksplorasi aset dan laut dalam di Indonesia Timur.
Melalui akuisisi terhadap saham PT Batu Hitam Perkasa, Saratoga mempunyai kepemilikan di Paiton Energy, salah satu IPP terbesar di Indonesia. Perusahaan ini mengoperasikan dua unit pembangkit listrik: unit 7/8 dan unit 3 dengan kapasitas total pembangkit 2.035MW dan merupakan bagian dari Paiton Power Station yang melayani jaringan listrik Jawa-Bali.

Aktivitas investasi ketiga dilakukan pada Heyokha Investment, sebuah perusahaan investasi yang memungkinkan Saratoga untuk memperluas kemampuan dalam berinvestasi di ekuitas publik dan swasta.

Untuk mendukung kegiatan investasi, Perseroan berhasil menerbitkan Exchangeable Bond senilai US$ 100 juta dengan skema PUT 3 (Penawaran  Umum Terbatas) tenor 5 tahun  dan kurs tetap (fixed rate) sebesar 3% per tahun (dengan yield to maturity sebesar 3.75%). Transaksi ini menandai pencapaian penting sebagai Perusahaan pertama di  Indonesia yang masuk ke dalam pasar obligasi yang terkait surat utang berbasis ekuitas (equity-linked) sejak  2010.

Exchangeable Bond (EB) tersebut tidak hanya mencerminkan kemampuan Saratoga untuk menggali sumber-sumber pendanaan yang bervariasi sambil mengelola efektivitas biaya dan utang, namun juga sebagai inisiatif Saratoga dalam membuktikan bahwa model bisnisnya mampu memonetisasi dan membiayai investasinya. Ini menjadi kunci dari model operasi investasi aktif Saratoga.

Direktur Keuangan Saratoga Jerry Ngo menambahkan, sumber pendapatan selama 2015 juga berasal dari pendapatan dividen empat perusahaan investasi yakni Adaro, MPM, TWU, dan NRC sebesar Rp 191 miliar.

Proyeksi 2016 
Michael menambahkan, di tahun 2016 Saratoga akan tetap mencari potensi peluang dan ketat dalam mengelola portofolio investasi. Langkah itu sudah diawali dengan akuisisi 5,63% saham PT Mulia Bosco Logistik (MGM Bosco) di awal tahun 2016. Transaksi tersebut memberikan peluang yang sangat baik bagi Saratoga dalam membangun platform pertumbuhan sektor cold chain logistik yang lebih tinggi.

Di awal tahun ini, Saratoga mendivestasikan investasinya di perusahaan tug boat dan tongkang batubara, PT Pulau Seroja Jaya. Hasil investasi yang diterima sebesar Rp 98,6 milliar.

“Investasi Saratoga akan terus menargetkan pada sektor-sektor fundamental yakni Sumber Daya Alam, Infrastruktur dan Consumer Goods and Services. Kami optimis kinerja Saratoga akan semakin membaik sejalan dengan prospek ekonomi nasional yang kian positif,” imbuhnya.(*)

Baca selengkapnya di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar