Perekonomian Indonesia pada kuartal I 2016 tumbuh 4,92% atau melemah dibanding kuartal IV 2015 sebesar 5,04%, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS). Meski demikian, jika dibandingkan kuartal I 2015 yang hanya mencapai 4,73%, perekonomian Indonesia pada kuartal awal 2016 lebih tinggi.
Kepala BPS Suryamin dalam konferensi pers PDB Triwulan I 2016 mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan pertama tahun ini tidak lepas dari kondisi eksternal. Tercatat bahwa harga komoditas di pasar internasional masih rendah, lalu perekonomian global kuartal pertama tahun ini masih lemah dengan pertumbuhan Tiongkok melambat dari 6,8% ke 6,7%, AS stagnan di 2,0%, Singapura tumbuh 1,8% atau sama dengan triwulan sebelumnya.
Untuk situasi dalam negeri terlihat tingkat inflasi Januari-Maret 2016 sebesar 0,62%, lalu nilai tukar rupiah menguat 3,76%, dan lainnya. "Maka pertumbuhan ekonomi Indonesia (PDB) triwulan pertama 2016 sebesar 4,92 persen (year on year), dengan pertumbuhan quarter to quarter negatif atau turun 0,34 persen, dengan nilai PDB atas dasar harga konstan Rp2.262,6 triliun, dan PDB atas dasar harga berlaku Rp2.947,6 triliun," kata Suryamin.
Suryamin menjelaskan, secara kuartal ke kuartal pertumbuhan ekonomi kuartal pertama ini dari sektor pertanian, kehutanan dan perikanan relatif bagus dengan pertumbuhan sebesar 14,43%, jasa perusahaan tumbuh 2,25%, dan real estate tumbuh 1,77%. Sedangkan secara tahun ke tahun yang tumbuh tinggi adalah jasa keuangan dan asuranasi 9,10%, jasa kesehatan dan kegiatan sosial 8,52%, serta informasi dan telekomunikasi 8,28%.
"Secara time series, PDB triwulan pertama 2016 ini terjadi peningkatan dibanding triwulan satu 2015 yang sebesar 4,73 persen. Artinya start 2016 ini lebih baik dibanding awal tahun 2015. Memang kalau quarter to quarter di triwulan pertama 2016 dibanding triwulan empat 2015 itu turun 0,34 persen, tapi ini cyclical karena didukung belanja dari swasta, libur akhir tahun, Natal, dan sebagainya, namun yang penting pertumbuhan secara year on year-nya," ujarnya.
Suryamin memaparkan, terdapat 5 usaha dengan kontribusi cukup tinggi di pertumbuhan PDB kuartal pertama ini secara tahun ke tahun, yakni industri pengolahan dengan share 20,80%, lalu pertanian, kehutanan dan perikanan kontribusinya 13,56%, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dengan kontribusi 13,37%, serta konstruksi dengan share 10,92%.
"Kalau pertumbuhan industri pengolahan itu sebesar 4,59 persen, pertanian tumbuh 1,85 persen, perdagangan tumbuh 4,04 persen, dan konstruksi tumbuh 7,78 persen. Kalau sumber pertumbuhan PDB adalah industri masih tetap mendominasi, lalu konstruksi, perdagangan, informasi dan telekomunikasi, serta lainnya," ungkapnya.
Suryamin menuturkan, pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun ini dari tahun ke tahun menurut pengeluaran, untuk konsumsi rumah tangga tumbuh 4,94% atau sedikit turun dari periode yang sama tahun lalu sebesar 5,1%. Kemudian konsumsi lembaga non profit 6,38%, pengeluaran konsumsi pemerintah tumbuh 2,93%, pembentukan midal tetap bruto (PMTB) 5,57%, ekspor -3,88%, dan impor -4,24%.
Sedangkan secara kuartal ke kuartal, konsumsi rumah tangga tumbuh 0,17%, konsumsi lembaga non profit -2,91%, konsumsi pemerintah -49,45%, PMTB tumbuh -5,75%, ekspor -3,75%, dan impor -6,24%.
Suryamin menambahkan, kontribusi terbesar PDB kuartal I-2016 secara tahun ke tahun (yoy) adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 56,86%, kontribusi PMTB sebesar 33,16%, dan share ekspor sebesar 18,78%. "Sumber pertumbuhan ekonomi kalau menurut pengeluaran secara year on year itu adalah konsumsi rumah tangga sebesar 2,73 persen, PMTB 1,78 persen, dan lainnya 0,40 persen. Tapi untuk PMTB sudah terjadi sedikit pergeseran dari 1,48 persen di triwulan I-2015 menjadi 1,78 persen di triwulan pertama tahun ini," papar dia.(*)
Baca selengkapnya di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar